Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (AFP)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. (AFP)

Dinilai Bias, TRT Beri Waktu Tayang Lebih Banyak ke Erdogan Ketimbang Kilicdaroglu

Medcom • 15 Mei 2023 09:47
Ankara: Selama periode pemilihan umum presiden pada 14 Mei lalu, Perusahaan Radio dan Televisi Turki (TRT) dilaporkan memberikan waktu tayang 91 kali lebih banyak kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan ketimbang oposisinya, Kemal Kilicdaroglu. Angka tersebut merupakan jumlah tayangan stasiun berita milik Turki pada periode 1 April hingga 11 Mei 2023.
 
Anggota Dewan Tertinggi Radio dan Televisi (RTUK) Ilhan Tasci dari kelompok oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP), mengungkapkan bahwa saluran TV TRT Haber meliput Erdogan selama lebih dari 48 jam. Sementara itu, Kilicdaroglu hanya diliput selama 32 menit.
 
Bahkan, sekutu Erdogan, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis (MHP) Devlet Bahçeli, juga mendapat eksposur lebih banyak ketimbang Kilicdaroglu. Ia diketahui muncul selama hampir 29 jam dalam liputan rapat umum pemilihan kemarin.

Menanggapi hal itu, Tasci pun mengkritik manajer umum stasiun berita TRT, Mehmed Zahid Sobac?, di media sosial. Menurut dia, stasiun berita nasional Turki tersebut cenderung memprioritaskan Erdogan ketimbang kandidat lain.
 
"Waktu yang dialokasikan untuk kandidat presiden di TRT menceritakan segalanya. Padahal, TRT seharusnya menjadi kantor berita publik karena didanai pajak dari 85 juta warga," tulis Tasci di Twitter, dikutip dari Turkish Minute, Senin, 15 Mei 2023.
 
Tak hanya itu, Tasci juga menuduh TRT bertindak seperti "perusahaan humas" untuk Erdogan dan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP).
 
Pasalnya, Aliansi Publik Erdogan mendapat eksposur selama lebih dari 59 jam pada tayangan berita TRT periode 1 April hingga 1 Mei. Sementara itu, dua partai dari Aliansi Bangsa, hanya diliput selama 42 menit.
 
Selama pidato kampanye 10 menit pada tanggal 7 Mei kemarin, Kilicdaroglu juga mengkritik TRT secara langsung karena bertindak seperti corong Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). TRT juga dinilai gagal dalam meliput sejumlah informasi penting, seperti kisah 41 penambang yang meninggal di Turki barat laut pada bulan Oktober dan tanggung jawab pemerintah untuk peristiwa itu.
 
Dalam beberapa tahun terakhir, TRT yang berada di bawah wewenang negara juga kerap dikritik keras karena dinilai mendiskriminasi partai-partai oposisi serta hanya memberikan liputan luas untuk kampanye Erdogan dan partainya. (Arfinna Erliencani)
 
Baca juga:  Pemilu Turki: Erdogan Unggul Namun Tak Bisa Menang di Putaran Pertama
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan