"Prancis menangguhkan, dengan segera, semua bantuan pembangunan dan dukungan anggarannya untuk Niger," kata Kementerian Luar Negeri dalam sebuah pernyataan pada Sabtu kemarin.
Dikutip dari Anadolu Agency, Minggu, 30 Juli 2023, pihak kementerian juga menyerukan Niger agar segera kembali ke tatanan konstitusional di bawah kepemimpinan Presiden terpilih Mohamed Bazoum yang telah digulingkan.
Pekan kemarin, sekelompok tentara yang menyebut diri mereka Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air menggulingkan dan menahan Bazoum. Mereka mengaku terpaksa melakukannya karena "situasi keamanan dan pemerintahan yang buruk."
Bazoum terpilih pada 2021 dalam transisi kekuasaan demokratis pertama di Niger sejak negara tersebut memperoleh kemerdekaan dari pemerintahan kolonial Prancis di tahun 1960.
Kepala Pengawal Presiden Niger, Jenderal Abdourahamane Tchiani menyatakan dirinya sebagai pemimpin baru negara itu. Pengumumannya dilakukan dua hari setelah melakukan upaya kudeta.
Muncul di televisi pemerintah, kepala paspampres yang telah menjabat sejak 2011 itu menyatakan bahwa dia kini adalah 'Presiden Dewan Nasional untuk Perlindungan Tanah Air.'
Tchiani melakukan kudeta dengan alasan menurunnya situasi keamanan di Niger. Negara itu memang terkenal memiliki banyak kelompok ekstremis yang kerap meresahkan masyarakat.
Baca juga: Sekjen PBB Tegaskan Dukung Pemerintah Sah Niger
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News