Delegasi Rusia dan Ukraina telah beberapa kali bertemu untuk mencari solusi damai sejak awal invasi pada 24 Februari, namun hingga kini belum mencapai terobosan berarti.
"Dalam situasi saat ini, saya tidak melihat ada titik temu antara Ukraina dan Rusia. Ukraina diminta menyerahkan teritori yang kini diduduki Rusia. Kami tidak mau menerima hal tersebut," ucap Dubes Vasyl kepada awak media secara daring, Selasa, 12 Juli 2022.
Mengenai dialog antar kedua negara, ia mengatakan bahwa hingga saat ini Presiden Rusia Vladimir Putin belum memperlihatkan kesediaan untuk berbicara langsung dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Pembicaraan baru berlangsung di level pejabat tinggi, dan itu pun belum menghasilkan kesepakatan berarti.
Sejak awal invasi, Zelensky sudah berulang kali menyerukan pertemuan langsung dengan Putin, namun hal itu tak kunjung terwujud.
"Sampai saat ini saya tidak melihat ada kesediaan dari Putin untuk berbicara. Argumen saja tidak cukup untuk mendorong Rusia menghentikan perang. Logika dan persuasi tidak bisa membuat Putin menghentikan perang," sebut Dubes Vasyl.
Satu-satunya cara menghentikan perang, lanjut dia, adalah jika Putin menarik seluruh pasukannya dari Ukraina. "Dan atau Ukraina lainnya adalah pasukan Ukraina mengalahkan Rusia sepenuhnya," ungkap Dubes Vasyl.
"Tidak ada opsi lain. Kami tidak mau memenuhi permintaan konyol, tidak mau menyerahkan teritori kami," sambungnya.
"Coba anggap saja jika negara Anda diminta memberikan 20 persen wilayah demi mencapai perdamaian, tentu hal seperti itu tidak dapat diterima," pungkas Dubes Vasyl.
Baca: Sergey Lavrov Disebut Ukraina sebagai Menteri Propaganda, Bukan Menlu Rusia
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id