Menurut Presiden Emmanuel Macron, masing-masing kebiijakan dari kedua haluan tersebut dapat memicu "perang saudara" di Prancis.
Politik Prancis terjerumus ke dalam kekacauan ketika Macron menyerukan pemilihan legislatif usai partainya yang berhaluan tengah dikalahkan National Rally (RN) dari sayap kanan dalam pemilu Eropa awal bulan ini.
Mengutip Malay Mail, Selasa, 25 Juni 2024, jajak pendapat akhir pekan menunjukkan RN akan meraih 35-36 persen suara di putaran pertama pada hari Minggu mendatang.
Perolehan itu diproyeksikan mengungguli aliansi sayap kiri yang diestimasi meraih 27-29,5 persen suara, dan kubu Macron di posisi ketiga dengan 19,5-22 persen suara.
Pemilu legislatif putaran kedua akan dilakukan pada 7 Juli 2024 jika tidak ada partai yang memperoleh suara lebih dari 50 persen di putaran pertama.
Berbicara dalam podcast bertajuk “Generation Do It Yourself,” Macron mengecam dan juga partai sayap kiri, France Unbowed.
Perang Saudara
Ia mengatakan kelompok sayap kanan memecah belah dan mendorong terjadinya perang saudara, sedangkan sayap kiri yang merupakan bagian dari aliansi Front Populer Baru mengusulkan suatu bentuk komunitarianisme."Perang saudara juga terjadi setelah (masa komunisme) itu," sebut Macron.
Menanggapi komentar Macron, pemimpin sayap kanan Jordan Bardella mengatakan bahwa seorang Presiden Republik tidak boleh berbicara seperti itu. "Saya ingin membangun kembali keamanan bagi seluruh rakyat Prancis," ucap Bardella.
Presiden RN yang berusia 28 tahun itu mengatakan bahwa partainya siap memerintah. Ia juga berjanji akan mengatasi masalah keimigrasian dan biaya hidup.
"Dalam dua kata: kami siap," tegas Bardella dalam konferensi pers saat mengumumkan program-program RN.
Sementara itu, Perdana Menteri Prancis Gabriel Attal dari partai Renaisans pimpinan Macron mengecam program ekonomi RN. Ia mengatakan bahwa Prancis akan "segera menuju bencana" jika RN menang.
Attal dijadwalkan berhadapan langsung dengan Bardella dalam sebuah acara debat di televisi hari Selasa ini. (Theresia Vania Somawidjaja)
Baca juga: Macron Yakin Warga Prancis Buat 'Pilihan Tepat' dalam Pemilu
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News