Menurut Cohen, resolusi Majelis Umum PBB yang diadopsi pada Jumat kemarin itu merupakan sesuatu yang "tercela."
Majelis Umum PBB pada Jumat kemarin menyetujui sebuah resolusi yang menyerukan "gencatan senjata kemanusiaan tahan lama dan berkelanjutan" di Gaza.
"Kami menolak seruan tercela Majelis Umum PBB untuk melakukan gencatan senjata," tulis Cohen di X, media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
"Israel bermaksud melenyapkan Hamas, sama seperti dunia menghadapi Nazi dan ISIS," tambahnya, seperti dikutip dari laman Anadolu Agency, Sabtu, 28 Oktober 2023.
Tentara Israel pada hari Jumat lalu memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza, yang telah mengalami serangan udara tanpa henti sejak serangan lintas batas oleh kelompok pejuang Palestina Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober.
Resolusi tersebut, yang diajukan 50 negara, termasuk Turki, Palestina, Mesir, Yordania, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab (UEA), disetujui melalui pemungutan suara 120 - 14, dengan 45 negara abstain.
Diadopsi dalam pertemuan Sesi Khusus Darurat ke-10 mengenai situasi di Wilayah Pendudukan Palestina, rancangan resolusi tersebut mengungkapkan "keprihatinan besar" atas "eskalasi kekerasan terkini" sejak serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Baca juga: Indonesia Sambut Baik Resolusi Majelis Umum PBB soal Gencatan Senjata Gaza
Konflik di Gaza
Resolusi tersebut mengutuk "semua tindakan kekerasan terhadap warga sipil Palestina dan Israel, termasuk semua tindakan teror dan serangan tanpa pandang bulu, serta semua tindakan provokasi, penghasutan dan penghancuran."Selain itu, resolusi juga menuntut "semua pihak agar segera dan sepenuhnya mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional." Ditekankan juga mengenai pentingnya "mencegah destabilisasi lebih lanjut dan peningkatan kekerasan di kawasan."
Konflik di Gaza dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa – sebuah serangan mendadak yang mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut dan udara.
Hamas mengatakan serangan itu merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al-Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina.
Militer Israel kemudian melancarkan pengeboman tanpa henti terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza. Israel merencanakan serangan darat ke Gaza, walau ada peringatan akan kemungkinan dampak mengerikan.
Hampir 8.800 orang tewas dalam konflik tersebut, termasuk setidaknya 7.326 warga Palestina dan 1.400 warga Israel. Sekitar 70 persen kematian di Gaza adalah perempuan dan anak-anak, menurut data-data resmi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News