Kyiv pun segera menyerang tuntutan tersebut.
"Pesan-pesan ini adalah pesan ultimatum itu adalah hal yang sama yang dilakukan Hitler," kata Zelensky kepada saluran TV Sky TG24 Italia di sela-sela pertemuan puncak G7.
"Nazisme telah tiba dan sekarang berwajah Putin," imbuh Zelensky.
Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan, “tuntutan tidak masuk akal itu menunjukkan Rusia menginginkan pendudukan Ukraina, penghancuran rakyat Ukraina".
Baca: Dua Syarat dari Putin Jika Ukraina Ingin Damai. |
Para pendukung Ukraina dari Barat juga mengecam Rusia atas usulan tersebut.
Di akhir pertemuan NATO di Brussels, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan: "Putin telah menduduki, menduduki secara ilegal, wilayah Ukraina yang berdaulat. Dia tidak dalam posisi apa pun untuk mendikte Ukraina apa yang harus mereka lakukan untuk mewujudkan perdamaian."
Jens Stoltenberg, kepala aliansi NATO, mengatakan Putin tidak bertindak dengan "itikad baik".
Di Italia, para pemimpin G7 berkomitmen pada hari Jumat untuk mendukung Ukraina "selama diperlukan", menurut rancangan pernyataan dari pertemuan puncak tempat mereka menyetujui pinjaman baru senilai USD50 miliar untuk Kyiv.
"Kami berdiri dalam solidaritas untuk mendukung perjuangan Ukraina demi kebebasan dan pembangunan kembali negara itu selama diperlukan," kata rancangan yang dilihat oleh AFP.
Ukraina mengatakan bahwa mereka hanya akan mempertimbangkan perdamaian jika Rusia menarik diri sepenuhnya.
Mereka melihat setiap penghentian pertempuran atas persyaratan Moskow sebagai kesempatan bagi Rusia untuk berkumpul kembali untuk serangan lain, dengan tujuan merebut seluruh negara.
Putin pada Jumat mengatakan bahwa Moskow dapat membiarkan Ukraina mempertahankan "kedaulatan" wilayah selatan Kherson dan Zaporizhzhia, "dengan syarat bahwa Rusia memiliki hubungan darat yang kuat dengan Krimea".
Analis militer telah lama mengatakan bahwa Rusia ingin mengendalikan "jembatan darat" antara Rusia dan semenanjung Krimea, di sepanjang pantai selatan Ukraina.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan pada Jumat malam bahwa penolakan Barat dan Ukraina atas "proposal yang mendalam dan konstruktif"-nya "dapat diprediksi."
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan bahwa Ukraina menolak warganya dari "kesempatan untuk berdamai".
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News