Wilders yang merupakan seorang anti-Islam dan anti-Eropa, berjanji akan memotong pembayaran Belanda ke Uni Eropa dan memblokir masuknya anggota baru, termasuk Ukraina.
Meskipun ide-ide paling radikal Wilders akan ditolak oleh partai-partai lain yang harus diajak bekerja sama untuk membentuk pemerintahan koalisi, namun rekan-rekan partainya, termasuk Wakil Perdana Menteri Italia dan pemimpin Liga sayap kanan Matteo Salvini menyambut baik kemenangan Wilders sebagai hal yang menunjukkan bahwa ‘sebuah revolusi baru’ Eropa adalah mungkin.
Baca: Geert Wilders Politikus Anti-Islam yang Dikenal sebagai Donald Trump dari Belanda. |
Wilders mengatakan bahwa dia ingin menjadi perdana menteri dan dia mendukung referendum mengenai apakah Belanda harus meninggalkan UE. “Tetapi hal pertama yang harus dilakukan adalah pembatasan besar terhadap suaka dan imigrasi,” kata Wilders, seperti dikutip Malay Mail, Jumat 24 November 2023.
“Kami tidak melakukan itu untuk diri kami sendiri, kami melakukan itu untuk seluruh rakyat Belanda yang memilih kami,” tambah Wilders.
Meskipun tidak ada satupun partai yang bisa diajak Wilders membentuk pemerintahan yang bersedia meninggalkan UE atau melanggar jaminan konstitusional Belanda mengenai kebebasan beragama, namun ia tetap yakin bahwa kesepakatan dapat dicapai.
Kemenangan Wilders memberikan peringatan kepada partai-partai arus utama di seluruh Eropa menjelang pemilihan Parlemen Eropa pada Juni mendatang, yang kemungkinan besar akan membahas isu-isu yang sama seperti pemilu Belanda, yaitu imigrasi, biaya hidup dan perubahan iklim.
“Kami sudah sepakat dengan para politisi lama,” kata pemilih Herman Borcher di kota timur Enschede, menyambut hasil pemilu.
“Belanda membutuhkan perubahan,”, kata Sabine Schoppen, seorang pemilih setuju. “Rutte bye bye. Welcome Geert Wilders,” tambahnya sambil tersenyum.
Kekhawatiran Muslim
Organisasi Islam dan Maroko, serta kelompok hak asasi manusia lainnya, menyatakan keprihatinan atas kemenangan Wilders. Muslim berjumlah sekitar 5 persen dari populasi.“Hasil pemilu ini mengejutkan umat Islam Belanda,” kata Muhsin Koktas, dari CMO organisasi Muslim Belanda.
“Kami mempunyai keprihatinan besar mengenai masa depan Islam dan Muslim di Belanda,” tambah Koktas.
Amnesty International juga mengatakan bahwa hak asasi manusia sudah hilang. “Kemarin, hak asasi manusia hilang,” katanya.
Semua mata kini akan tertuju pada calon mitra Wilders di pemerintahan, yang sempat menyatakan keraguan serius untuk bekerja sama dengannya selama kampanye. “Kami siap untuk memerintah,” kata Omtzigt dari partai NSC.
“Ini adalah hasil yang sulit. Kami akan berdiskusi hari ini tentang cara terbaik untuk berkontribusi,” tambah Omtzigt.
Pemimpin VVD, Dilan Yesilgoz, yang awal pekan ini mengatakan partainya tidak akan bergabung dengan pemerintahan yang dipimpin oleh Wilders, mengatakan sekarang tergantung pada pemenang untuk menunjukkan bahwa ia bisa mendapatkan mayoritas.
Pada hari Jumat, para pemimpin partai akan bertemu untuk memutuskan seorang ‘penjelajah’ orang luar politik yang akan mendengar dari masing-masing partai kemungkinan apa yang mereka lihat dan sukai dalam perundingan koalisi.
Eropa Baru?
Pemilu Polandia yang dimenangkan oleh sekelompok partai pro-Eropa melawan Partai Nasionalis Hukum dan Keadilan (PiS) pada bulan lalu, menunjukkan tidak semua negara di kawasan ini memihak ke sayap kanan.“Belanda bukan Prancis,” tegas Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire dengan cepat bereaksi, sambil mengakui bahwa pemilu Belanda menunjukkan ‘ketakutan yang muncul di Eropa’ mengenai imigrasi dan perekonomian.
Namun kemenangan Wilders terjadi dua bulan setelah kembalinya kekuasaan Robert Fico yang sama-sama anti-Uni Eropa di Slovakia, yang telah berjanji untuk menghentikan bantuan militer ke Ukraina dan mengurangi imigrasi.
“Angin perubahan telah tiba!,” kata Perdana Menteri Hongaria, Victor Orban.
Wilders yang sangat pro Israel telah berulang kali mengatakan Belanda harus berhenti memberikan senjata ke Ukraina, karena ia mengatakan negara tersebut membutuhkan senjata untuk dapat mempertahankan diri. (Alya Sekar Ayu)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News