"Gelombang kedua sedang melanda India dengan kekuatan yang tak belum pernah terjadi sebelumnya," kata Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas kepada surat kabar Rheinische Post pada Senin, 26 April 2021.
"Kita sudah bertindak tepat dan cepat dalam menghentikan masuknya mutasi baru ke Jerman," sambungnya, dilansir dari laman India Today.
Pemerintahan Jerman di bawah Kanselir Jerman Angela Merkel kembali memberlakukan lockdown di sejumlah wilayah dalam upaya mengendalikan penyebaran Covid-19. Meski ditentang sejumlah pihak, Merkel berkukuh lockdown ini diperlukan.
India kini diklasifikasikan Jerman sebagai "area insiden tinggi." India juga dimasukkan Jerman ke dalam daftar terpisah negara berisiko tinggi Covid-19.
Mulai Senin ini, warga Jerman yang datang dari India baru akan diizinkan masuk dengan membawa hasil tes negatif Covid-19. Setelah itu, mereka harus menjalani karantina selama 14 hari.
Sementara warga negara asing yang datang dari India sama sekali tidak diizinkan masuk ke Jerman. Maas menegaskan bahwa Jerman akan melakukan semua hal yang dapat dilakukan untuk membantu India melewati krisis.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman mengonfirmasi bahwa pihak kemenlu telah meminta militer untuk menyalurkan bantuan berupaya fasilitas produksi oksigen mobile dan sejumlah alat medis lainnya ke India.
Di Berlin, Merkel telah mengekspresikan "simpati mendalam atas penderitaan" masyarakat India di tengah gelombang kedua saat ini. "Jerman berdiri dalam semangat solidaritas bersama India, dan saat ini tengah mempersiapkan misi bantuan," tutur Merkel.
Komisi Eropa juga berencana mengirim bantuan oksigen dan obat-obatan ke India usai menerima permohonan resmi dari New Delhi. Inggris dan AS juga telah dan akan terus mengirim bantuan medis ke India.
Baca: AS Kirim 5 Ton Pasokan Oksigen ke India
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News