Kaleidoskop Internasional 2020 mengetengahkan polemik pemilu AS yang memperlihatkan pertarungan sengit antara Presiden Trump dengan pasangannya Wapres Mike Pence melawan Joe Biden dan Kamala Harris.
Setelah lebih dari satu bulan dilakukan kampanye langsung ataupun virtual, rakyat AS akhirnya memberikan pilihannya pada 3 November. Namun sebelumnya sudah ada warga yang memberikan suaranya terlebih dahulu dan juga banyak dari mereka memilih melalui surat.
Pada 3 November, setelah pemungutan suara ditutup, penghitungan pun dimulai. Hingga akhir 3 November Biden dan Trump raihan suaranya masih berimbang.
Kedua kandidat harus melewati angka electoral college vote sebanyak 270 untuk menang pemilu presiden. Sampai beberapa hari setelah pemungutan suara ditutup, baru pada 7 November 2020, Joe Biden berhasil mencapai raihan suara 279. Sementara Trump saat itu hanya mendapatkan 214 electoral vote, praktis Trump gagal untuk memenangkan periode kedua.
Namun ternyata pertarungan tidak berhenti sampai di situ. Donald Trump tidak bersedia mengakui kemenangan dari Joe Biden. Bahkan dari penghitungan quick count, negara-negara bagian yang pada 2016 memilih Trump beralih untuk mendukung Biden.
Negara bagian seperti Wisconsin, Arizona, Michigan, Pennsylvania dan Georgia memberikan keuntungan suara besar kepada Biden. Trump pun mulai melakukan perlawanan.
Tidak puas dengan hasil suara, Trump pun mengajukan gugatan hukum ke pangadilan. Namun hingga detik-detik terakhir, tidak ada satupun dari pengadilan yang memenangkan Trump.
Perilaku Trump justru berbuah bumerang kepada dirinya sendiri. Dia dicibir banyak anggota Partai Republik yang menyebutkan sikap Trump yang menjijikan. Tetapi banyak pihak di belakang Trump tetap memberikan dorongan kepadanya.
Pada Senin 14 Desember 2020, Joe Biden akhirnya disahkan sebagai presiden terpilih Amerika Serikat (AS) dan Kamala Harris sebagai Wapres AS terpilih.
Presiden terpilih melewati ambang batas setelah California memberikan 55 suara untuk Biden pada Senin malam. Dengan ini Joe Biden dan Kamala Harris sekali lagi dipastikan menang Pemilu AS, setelah dipastikan menang melalui hasil hitung cepat November lalu.
Sementara hasil akhir dari electoral college menunjukkan bahwa Biden secara resmi dinyatakan telah meraih 306 suara, sedangkan Trump hanya 232. Hasil itu tidak jauh dari hasil hitung cepat November.
Hasil ini makin membuat Presiden Donald Trump makin terpuruk karena dia berusaha menggunakan hukum untuk menggugat dan memberikan tekanan politik demi membatalkan hasil pemilu. Trump tetap yakin bahwa kemenangan Joe Biden dipenuhi dengan kecurangan.
Terpilihnya Biden menjadikannya sebagai Presiden tertua dalam sejarah Amerika Serikat. Dengan usia 77 tahun, Biden memasuki pertaruhan ketiganya dalam pertarungan menuju Presiden AS setelah 1988 dan 2008.
Kini menjabat sebagai Presiden ke-46 AS, Biden perlu mewujudkan janji selama kampanye.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News