Menurut laporan kantor berita Interfax, Selasa 8 September 2020, Kepolisian Belarusia membantah telah menahan Kolesnikova.
Kolesnikova adalah satu dari tiga perempuan yang menggabungkan kekuatan dalam melawan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko dalam pemilihan umum pada Agustus lalu. Ia merupakan salah satu orang dekat calon presiden oposisi Svetlana Tikhanovskaya.
Aksi protes masif melanda Belarusia usai Lukashenko dinyatakan sebagai pemenang pilpres. Oposisi menuding Lukashenko, yang telah berkuasa di Belarusia sejak 1994, berbuat curang.
Lebih dari 600 orang ditangkap polisi dalam aksi protes pada Minggu 6 September. Demonstrasi tersebut merupakan kali keempat yang digelar setiap akhir pekan usai berakhirnya pilpres Belarusia.
Sedikitnya empat orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam aksi represif otoritas Belarusia terhadap pengunjuk rasa.
Senin kemarin, Uni Eropa mendesak Pemerintah Belarusia untuk membebaskan mereka yang ditahan karena berunjuk rasa. UE menyebut penahanan tersebut tidak beralasan.
Para pemimpin UE tidak mengakui hasil pilpres Belarusia, dan sepakat menjatuhkan sanksi. Sanksi itu rencananya akan dijatuhkan ke 31 pejabat senior Belarusia, termasuk menteri dalam negeri.
Lukashenko menuduh adanya kekuatan Barat yang mengintervensi urusan dalam negeri Belarusia. Rusia, negara sahabat Belarusia, mengonfirmasi bahwa Lukashenko akan mengunjungi Moskow untuk membicarakan berbagai hal "dalam beberapa hari ke depan."
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News