Aliran listrik di ibu kota Kroasia terputus usai gempa. Warga beramai-ramai berlari dari rumah masing-masing, sementara jalanan dipenuhi puing dari sejumlah atap bangunan yang roboh, termasuk salah satu menara sebuah gereja.
Guncangan yang terjadi secara tiba-tiba ini membuat masyarakat Kroasia mengabaikan imbauan pemerintah untuk menjauhi ruang-ruang publik selama pandemi covid-19.
"Ada aturan tertentu saat terjadi gempa. Tapi saat gempa terjadi di waktu bersamaan dengan pandemi (covid-19), maka situasinya menjadi lebih kompleks," kata Menteri Dalam Negeri Kroasia Davor Bozinovic, dikutip dari The Independent, Senin 23 Maret 2020.
Meski terjadi gempa, otoritas kesehatan Kroasia tetap mengimbau warga untuk menjaga jarak sosial sejauh dua meter dan juga menghindari perkumpulan massa. "Gempa bumi memang berbahaya, tapi virus korona lebih berbahaya," ucap Menteri Kesehatan Kroasia Vili Beros.
Sejauh ini, terdapat 235 kasus terkonfirmasi covid-19 di Kroasia. Perdana Menteri Andrej Plenkovic mengimbau warga untuk tetap tenang dalam menghadapi gempa bumi dan juga pandemi covid-19.
"Negara kita dilanda dua krisis paralel yang bersifat kontradiktif," tutur PM Plenkovic dalam sebuah rapat darurat. "Jalanan akan dibersihkan (dari puing) secepat mungkin. Tetap diam di rumah dan jaga jarak," tegasnya.
Menurut agensi seismologi Eropa (EMSC), pusat gempa di Kroasia berlokasi 6,4 kilometer dari Zagreb dengan kedalaman 9,6 km.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News