"Protes antirasisme di Inggris telah ditumbangkan premanisme," katanya, dilansir dari Channel News Asia, Senin 8 Juni 2020.
PM Johnson memperingatkan mereka yang melakukan aksi brutal akan dimintai pertanggungjawaban.
Puluhan ribu orang turun ke jalan-jalan di London pada akhir pekan. Mereka mengecam kebrutalan polisi terkait George Floyd, seorang warga kulit hitam Amerika Serikat yang dibunuh polisi kulit putih di Minneapolis.
Ketika jumlah peserta aksi di London semakin sedikit, beberapa pengunjuk rasa justru berselisih dengan polisi. Insiden itu terjadi setelah 14 petugas polisi terluka pada Sabtu lalu.
Dua orang mengalami luka serius saat pengunjuk rasa bentrok dengan polisi yang berjaga di dekat kediaman PM Johnson di Downing Street.
"Orang-orang memiliki hak untuk memprotes secara damai, namun tetap harus menjaga jarak sosial. Mereka tidak boleh menyerang polisi," jelas PM Johnson.
"Demonstrasi ini telah ditumbangkan oleh premanisme. Dan mereka telah menyimpang dari tujuan demo," tegasnya.
Aksi protes serupa juga terjadi di Bristol. Di sana, sekelompok demonstran merusak patung seorang pedagang budak terkenal pada Minggu 7 Juni. Usai dirobohkan, patung itu dilemparkan ke pelabuhan.
Rekaman yang diambil seorang saksi mata menunjukkan beberapa pedemo mengikatkan tali di leher patung Edward Colston dan menariknya ke tanah. Mereka kemudian menginjaknya selama beberapa menit, dan membawanya bersama-sama ke arah ke pelabuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News