Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menandatangani perintah eksekutif yang melarang 'investasi baru' oleh orang Amerika, di mana pun mereka berada, dan impor ke AS secara langsung atau tidak, baik barang, jasa atau teknologi ke dan dari wilayah yang dimaksud.
"Langkah-langkah yang diluncurkan sebagai tanggapan terhadap keputusan Putin terpisah dari sanksi yang telah disiapkan Amerika Serikat dan sekutunya jika Rusia menginvasi Ukraina," kata Juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, dilansir dari AFP, Selasa, 22 Februari 2022.
Baca juga: Putin Akui Dua Wilayah Separatis Ukraina sebagai Negara Merdeka
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, perintah eksekutif itu dirancang untuk mencegah Rusia mengambil keuntungan dari pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional ini.
Sementara itu, Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte mengatakan, negara-negara Uni Eropa sepakat untuk menjatuhkan serangkaian sanksi terbatas. "Kami menargetkan mereka yang bertanggung jawab atas pengakuan Rusia terhadap wilayah pemberontak," ungkapnya.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson akan menyetujui paket sanksi langsung terhadap Rusia pada pertemuan komite respons krisis pemerintah (COBR).
"Perdana Menteri akan memimpin COBR pada pukul 06.30 besok pagi (Selasa ini) untuk membahas perkembangan terakhir di Ukraina dan untuk mengoordinasikan tanggapan Inggris termasuk menyetujui paket sanksi yang signifikan untuk segera diperkenalkan," kata juru bicara itu.
Putin pada Senin menyampaikan pidato emosional dan kesedihan yang mengklaim seluruh Ukraina sebagai negara yang diciptakan oleh Rusia. Putin juga mengakui kemerdekaan dua wilayah yang didukung Rusia di Ukraina timur dan mengancam pemerintah Ukraina bahwa pertumpahan darah bisa berlanjut.
Segera setelah pidato tersebut, televisi pemerintah menunjukkan Putin di Kremlin menandatangani dekrit yang mengakui apa yang disebut sebagai Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, yang dibuat setelah Rusia mengobarkan perang separatis di Ukraina timur pada tahun 2014.
Putin juga menandatangani “persahabatan dan perjanjian bantuan timbal balik”, meningkatkan kemungkinan bahwa Rusia dapat memindahkan beberapa kekuatan yang telah dibangunnya di sekitar perbatasan Ukraina ke wilayah tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News