Bijleveld sempat menolak mundur, namun akhirnya tunduk terhadap tekanan usai mendapat kecaman resmi dari parlemen Belanda atas banyaknya interpreter yang terjebak di Afghanistan.
"Saya telah menginformasikan partai saya dan perdana menteri bahwa saya akan meminta raja untuk menerima surat pengunduran diri," kata Bijleveld kepada awak media di gedung Kemenhan.
"Saya tidak ingin menghambat jalannya sebuah pekerjaan penting terkait upaya mengevakuasi orang-orang yang masih ada di Afghanistan," sambungnya, dikutip dari laman Fars News Agency, Sabtu, 18 September 2021.
Kaag langsung mengundurkan diri usai dikecam keras di parlemen Belanda atas penanganan evakuasi dari Afghanistan. Kaag dinilai bertanggung jawab atas kegagalan mengevakuasi sejumlah orang dari negara tersebut.
Awalnya, Kaag sempat membela diri terkait penanganan situasi di Afghanistan. Namun ia juga mengakui pemerintah memiliki beberapa "titik kelemahan" mengenai isu Afghanistan, termasuk kegagalan mendeteksi kemenangan kilat kelompok Taliban.
Baca: Menteri Luar Negeri Belanda Mundur karena Krisis Afghanistan
Pengunduran dua menteri ini terjadi usai Dominic Raab diturunkan dari posisinya sebagai menlu Inggris atas penanganan evakuasi di Afghanistan.
Taliban menguasai Afghanistan pada 15 Agustus dalam sebuah operasi kilat. Banyak negara, termasuk Amerika Serikat, tidak menyangka bahwa Taliban dapat merebut Afghanistan dalam hitungan hari, bukan bulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News