Pria tersebut dibawa ke rumah sakit dalam kondisi stabil. Ia diyakini sebagai kasus cacar monyet pertama di AS sejak 2003.
Sejauh ini, tidak ada kasus baru yang ditemukan. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan, pihaknya khawatir penumpang yang ada di dua penerbangan yang ditumpangi pria tersebut, mungkin terpapar penyakit itu.
"Ia (pria Texas) terbang ke Atlanta, Georgia dari Lagos, Nigeria pada 9 Juli, sebelum akhirnya terbang ke Dallas, tempat ia dirawat saat ini," ucap CDC dalam pernyataannya, dilansir dari BBC, Jumat, 23 Juli 2021.
CDC tengah bekerja sama dengan maskapai penerbangan untuk menilai potensi risiko penumpang yang mungkin memiliki kontak dekat dengan pasien.
"Namun, kemungkinan penyakit menyebar di pesawat kecil karena penumpang diharuskan memakai masker," tambah CDC.
Juru bicara CDC menuturkan, pihaknya bekerja dengan Kementerian Kesehatan negara bagian dan lokal untuk menindaklanjuti individu yang kemungkinan terkena cacar monyet.
"Risiko di masyarakat umum dianggap rendah. Saat ini, tidak satu pun dari 200 orang yang kami pantau dianggap memiliki risiko tinggi," imbuh mereka.
Monkeypox atau cacar monyet adalah penyakit virus langka dari keluarga yang sama dengan cacar, namun jauh lebih ringan. Penyakit ini sebagian besar terjadi di negara-negara Afrika tengah dan barat yang dekat dengan hutan hujan tropis.
Gejala penyakit cacar monyet biasanya diawali dengan demam, sakit kepala, bengkak, nyeri punggung, nyeri otot dan lesu. Usai demam, biasanya berkembang ruam yang bisa menyebar ke seluruh tubuh - paling sering di telapak tangan dan kaki.
Ruam tersebut bisa sangat gatal, berubah bentuk, dan akhirnya membentuk luka. Sebagian besar kasus virus tersebut ringan dan hilang dengan sendirinya dalam beberapa pekan.
Namun, cacar monyet ini kadang-kadang bisa menjadi penyakit parah dengan satu dari 100 kasus menyebabkan penderitanya meninggal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News