Bolton, yang telah menduduki beberapa jabatan penting di pemerintahan Partai Republik, melontarkan pengakuannya di acara dialog bersama pembawa acara Jake Tapper mengenai dugaan peran Trump dalam kerusuhan gedung Capitol pada 6 Januari 2021.
Percakapan antara Bolton dan pembawa acara menjadi sedikit canggung saat Tapper mengatakan bahwa "seseorang tidak perlu terlalu pintar untuk merencanakan kudeta." Bolton bereaksi terhadap pernyataan tersebut dengan menjawab, "saya tidak setuju."
"Sebagai seseorang yang pernah merencanakan kudeta, bukan di sini tapi di tempat lain, hal seperti itu membutuhkan banyak upaya," kata Bolton kepada Tapper, dilansir dari TRT World, Rabu, 13 Juli 2022.
Saat ditanya mengenai "kudeta yang berhasil," Bolton menjawab: "Saya tidak akan berbicara mengenai hal-hal spesifik." Namun Bolton pernah menyinggung mengenai (percobaan kudeta) di Venezeula dalam bukunya.
Selama masih menjabat, Bolton pernah dituduh mendukung milisi oposisi di Venezuela dalam sebuah plot untuk membunuh Presiden Nicolas Maduro dan membentuk pemerintahan baru.
Menjadi penasihat Trump dari 2018 hingga 2019, Bolton mengatakan kepada Tapper bahwa "argumen mengenai tuduhan kecurangan pemilu yang dilontarkan Trump sama sekali tidak bisa dipertahankan." Ia menggambarkan Trump sebagai sosok yang terlalu inkompeten untuk mengeksekusi sebuah kudeta.
"Anda harus memahami akar masalah dari Donald Trump. Dia adalah semacam gangguan di dalam The Force," ungkap Bolton, menggunakan metafora dari kisah fiksi Star Wars.
Baca: Trump Pernah Coba Pengaruhi Saksi Kerusuhan Gedung Capitol
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id