"Kami sedang mengembangkan dua jenis, satu yang disuntikkan dan satu lagi oral (antiviral). Perhatian dunia mungkin tertuju kepada obat oral karena beberapa manfaatnya, seperti tidak perlu pergi ke rumah sakit untuk meminumnya," kata Bourla dalam wawancara bersama CNBC dan dikutip oleh The Hill Rabu, 28 April 2021."
"Anda dapat membawa obat ini ke rumah," sambungnya.
Bourla berharap pengembangan obat oral ini dapat berlangsung dalam laju yang sama dengan vaksin Pfizer. Jika regulator obat-obatan juga menerapkan kecepatan yang sama dengan Pfizer, "diharapkan obat oral ini dapat tersedia pada akhir tahun
Satu-satunya obat antiviral yang berjenis oral untuk menangani Covid-19 saat ini adalah Remdesivir buatan perusahaan Gilead Sciences. Saat Donald Trump terinfeks Covid-19, ia pernah menerima obat tersebut.
Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memberikan izin penuh terhadap penggunaan Remdesiver pada Okotber lalu, usai menerima izin darurat pada Mei di tahun yang sama.
Sebelumnya, Bourla mengatakan warga kemungkinan akan membutuhkan dosis penguat vaksin covid-19 dalam waktu 12 bulan setelah mendapatkan vaksinasi penuh. Bahkan Bourla mengatakan ada kemungkinan orang perlu mendapatkan vaksinasi virus korona setiap tahun.
“Skenario yang mungkin terjadi adalah kemungkinan akan ada kebutuhan untuk dosis ketiga, antara enam dan 12 bulan dan kemudian dari sana, akan ada vaksinasi ulang tahunan, tetapi semua itu perlu dikonfirmasi. Dan sekali lagi, varian akan memainkan peran kunci," katanya.
Awal April lalu, Pfizer mengatakan bahwa vaksin mereka lebih dari 91 persen efektif melindungi terhadap Covid-19, dan lebih dari 95 persen efektif melawan penyakit parah hingga enam bulan setelah dosis kedua. Vaksin Moderna, yang menggunakan teknologi yang mirip dengan Pfizer, juga terbukti sangat efektif dalam enam bulan.
Baca: CEO Pfizer Sebut Vaksin Covid-19 Perlu Penguat Dosis
Vaksin untuk Indonesia
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi."Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News