"Pentagon sepakat menyediakan 25 ribu prajurit untuk mendukung misi penegakan hukum federal dalam Acara Keamanan Khusus Pelantikan Nasional Presiden yang dipimpin oleh agensi Secret Service," ucap pernyataan tertulis Kemenhan AS, dilansir dari laman Sputnik pada Sabtu, 16 Januari 2021.
Hingga Kamis kemarin, setidaknya ada 7.000 personel Garda Nasional AS yang sudah disiagakan di ibu kota AS.
Sebelumnya, Biro Investigasi Federal (FBI) memperingatkan potensi terjadinya aksi unjuk rasa bersenjata di Washington DC dan beberapa ibu kota negara bagian lainnya menjelang pelantikan Biden. Banyak dari kelompok yang dipantau FBI ini meyakini bahwa Biden telah mencuri kemenangan dari petahana Donald Trump.
Pelantikan Biden berlangsung di depan area West Front di Gedung Capitol, yang memungkinkan para penonton untuk berkumpul di area terbuka di dekat monumen Washington. Namun karena adanya pandemi virus korona (covid-19), jumlah orang yang hadir dalam pelantikan Biden akan sangat dibatasi.
Pada 6 Januari lalu, kelompok pendukung Trump menyerbu Gedung Capitol untuk mencegah Kongres AS mengesahkan kemenangan Biden dalam pemilu 2020. Setidaknya lima orang tewas, termasuk satu polisi, dalam penyerbuan tersebut.
Wakil Presiden Mike Pence berada di dalam gedung Kongres AS saat penyerbuan berlangsung. Meski sempat terhenti, Pence meneruskan proses pengesahan Biden hingga selesai.
Usai kerusuhan di Capitol, Trump menyatakan tidak akan hadir dalam acara pelantikan Biden. Sementara Pence dijadwalkan hadir bersama istrinya, Karen, dan beberapa mantan presiden AS seperti Barack Obama, George W Bush, dan Bill Clinton.
Baca: Trump akan Bertolak ke Resor Florida di Hari Pelantikan Biden
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News