Menurut Kremlin, Washington tidak ikut mendukung penuh pemungutan suara yang dilakukan Dewan Keamanan PBB mengenai rancangan resolusi baru seputar gencatan senjata di Gaza pada bulan lalu.
Alih-alih mendukung resolusi gencatan senjata Gaza, AS memilih abstain. Walau resolusi tersebut pada akhirnya diloloskan, sikap AS dinilai tidak cukup kuat untuk menyerukan gencatan senjata.
"Amerika Serikat yang bertanggung jawab atas nasib (Palestina) ini. Saya telah mengatakan bahwa mereka telah benar-benar menghalangi pekerjaan dewan keamanan untuk membuat keputusan internasional," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova dalam konferensi pers di Moskow pada Kamis, 18 April 2024.
Zakharova menekankan bahwa Rusia turut mendukung pelaksanaan resolusi DK PBB yang disahkan pada 25 Maret 2024. Ia mengatakan, Moskow dengan tegas mendukung pemberian bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Gaza.
Mengingat banyaknya korban jiwa di Gaza, Zakharova mengatakan bahwa Rusia kembali menyerukan agar serangan Israel terhadap Palestina segera dihentikan.
"Ini adalah abad ke-21, di mana tanggung jawab atas situasi bencana (Palestina) saat ini ada di tangan Anda," pungkas Zakharova, merujuk pada Amerika Serikat.
Resolusi Dewan Keamanan PBB bersifat mengikat secara hukum dan dianggap sebagai hukum internasional. Meskipun Dewan Keamanan tidak mempunyai cara untuk menegakkan resolusi tersebut, Dewan Keamanan dapat menerapkan tindakan hukuman tambahan terhadap Israel.
Duta Besar Amerika, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan resolusi yang diadopsi sejalan dengan upaya diplomatik Amerika Serikat, Qatar dan Mesir untuk menengahi gencatan senjata dengan imbalan pembebasan sandera. Dia mengatakan AS abstain karena tidak setuju dengan seluruh isi resolusi, termasuk keputusan untuk tidak mengutuk serangan Hamas pada 7 Oktober. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
Baca juga: Desakan DK PBB Agar Hambatan Distribusi Bantuan ke Gaza Dicabut
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News