“Poin kedua adalah pertahanan udara. Defisit terbesar bagi kami. Saat ini kami membutuhkan dua Patriot untuk Kharkiv, untuk wilayah Kharkiv karena di sana rakyat sedang diserang. Warga sipil, pejuang, semuanya. Mereka (diserang) oleh rudal Rusia,” tutur Zelensky, dikutip dari Anadolu, Rabu, 15 Mei 2024.
Presiden Ukraina itu juga menyatakan bahwa bantuan militer Washington sebesar USD60,8 miliar atau sekitar Rp963 triliun kepada Ukraina merupakan hal yang sangat penting.
Ia menambahkan pengiriman bantuan sesegera mungkin tersebut menjadi hal yang penting.
Bulan lalu, Presiden AS Joe Biden menandatangani rancangan undang-undang bantuan senilai USD61 miliar atau sekitar Rp979 triliun ke Ukraina banyak yang tertunda. Hal ini dikatakan bantuan yang terbesar sejak perang Rusia terhadap Ukraina pada Februari 2022.
Blinken juga mengatakan, bantuan militer untuk Ukraina sedang dikirim dalam jangka dekat.
“Sebagian sudah tiba. Lebih banyak lagi yang akan tiba. Hal ini akan membuat perbedaan nyata terhadap agresi Rusia yang sedang berlangsung di medan perang,” jelas Zelensky.
“Kami bertekad bersama dengan banyak mitra Ukraina lainnya untuk memastikan keberhasilan Anda di medan perang,” kata Zelensky.
Diplomat AS tersebut mengatakan mereka sama-sama bertekad untuk memastikan Ukraina berdiri teguh dalam hal militer, ekonomi dan politik.
“Ukraina yang kuat, sukses, berkembang, dan bebas adalah teguran terbaik bagi (Presiden Rusia Vladimir) Putin, dan penjamin terbaik bagi masa depan Anda. Untuk semua itu, AS adalah akan tetap menjadi mitra yang berkomitmen,” tambah Zelensky.
Dalam unggahan di media sosial X, Blinken mengatakan telah memberi tahu Zelensky bahwa AS berada di sisi Ukraina sejak hari pertama dan mereka akan tetap di sisinya.
Kemudian, Blinken mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal. Mereka membahas upaya untuk mendukung pertahanan, pemulihan, dan rekonstruksi Ukraina.
Shmyhal menulis di media sosial X bahwa mereka membahas paket bantuan militer berikutnya yang berjumlah USD400 juta atau sekitar Rp6 triliun.
“Saya menekankan perlunya memperkuat pertahanan udara. Kami juga fokus pada penerapan reformasi di #Ukraina, menarik investasi dan menyita aset-aset Rusia. Saya berterima kasih kepada AS atas dukungan kuat mereka,” tambahnya. (Theresia Vania Somawidjaja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News