DK PBB serukan penghentian konflik Sudan. (AFP)
DK PBB serukan penghentian konflik Sudan. (AFP)

Desak Konflik Sudan Dihentikan, DK PBB Keluarkan Resolusi

Marcheilla Ariesta • 14 Juni 2024 14:12
New York: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) mengeluarkan resolusi yang menyerukan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter Sudan untuk menghentikan pengepungan El Fasher, sebuah kota berpenduduk 1,8 juta orang di wilayah Darfur Utara. Mereka meminta agar segera mengakhiri kekerasan di sana.
 
Resolusi yang dirancang Inggris disetujui melalui pemungutan suara 14-0 dan Rusia abstain.
 
Mereka menyatakan keprihatinan besar atas meluasnya kekerasan dan laporan-laporan yang dapat dipercaya mengenai pasukan RSF melakukan kekerasan bermotif etnis di El Fasher, kota besar terakhir di wilayah Darfur bagian barat yang luas yang tidak berada di bawah kendali RSF.

Sudan terjerumus ke dalam krisis tahun lalu setelah pecahnya pertempuran antara tentara Sudan, yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan, dan RSF, yang dipimpin oleh Jenderal Mohamed Hamdan Dagalo.
 
Konflik tersebut sejauh ini telah merenggut ribuan nyawa dan membuat jutaan orang mengungsi.
 
PBB mengatakan hampir 25 juta orang, setengah dari populasi Sudan, membutuhkan bantuan dan sekitar 8 juta orang telah meninggalkan rumah mereka.
 
AS mengatakan, pihak-pihak yang bertikai telah melakukan kejahatan perang dan RSF serta milisi sekutunya juga melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pembersihan etnis.
 
Resolusi PBB juga menuntut semua pihak yang berkonflik menjamin perlindungan warga sipil.
 
Kelompok bantuan Doctors Without Borders mengatakan pada akhir pekan bahwa rumah sakit utama El Fasher telah diserang oleh RSF dan menghentikan layanan.
 
“Serangan terhadap kota ini akan menjadi bencana besar,” kata Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward kepada dewan tersebut, dilansir dari Euronews, Jumat, 14 Juni 2024. 
 
“Dewan ini telah mengirimkan sinyal kuat kepada pihak-pihak yang berkonflik hari ini. Konflik brutal dan tidak adil ini harus diakhiri,” terang Woodward.
 
Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield, mengatakan ini adalah “momen yang berbahaya.”
 
“Warga El Fasher terjebak. Mereka dikepung oleh RSF yang bersenjata lengkap. Makanan, air, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya mengering,” katanya. 
 
“Kelaparan mulai terjadi dan ancaman kekerasan lebih lanjut, termasuk pembantaian besar-besaran, semakin besar,” imbuhnya.
 
Sekitar 130.000 penduduk telah meninggalkan kota tersebut akibat pertempuran pada bulan April dan Mei, menurut PBB.
 
Baca juga: 100 Warga Sipil di Sudan Dibunuh, Lembaga Internasional Desak Penyelidikan
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan