Relawan memberikan makanan dan minuman kepada pengungsi Ukraina di Berlin, Jerman, 14 Maret 2022. (Odd ANDERSEN / AFP)
Relawan memberikan makanan dan minuman kepada pengungsi Ukraina di Berlin, Jerman, 14 Maret 2022. (Odd ANDERSEN / AFP)

WFP: Krisis Makanan Konflik Rusia-Ukraina Terburuk Sejak Perang Dunia II

Willy Haryono • 30 Maret 2022 11:20
Roma: Program Makanan Dunia PBB (WFP) memperingatkan bahwa perang di Ukraina telah menciptakan "sebuah bencana di atas bencana" dan akan memicu dampak global yang belum pernah terjadi setelah Perang Dunia II. Ini dikarenakan banyak petani Ukraina yang berkontribusi terhadap pasokan gandum dunia kini tengah berperang melawan pasukan Rusia.
 
David Beasley, direktur eksekutif WFP, mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa harga pangan global terus melonjak.
 
WFP memberi makan sekitar 125 juta orang di seluruh dunia sebelum terjadinya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari. Karena perang tersebut, WFP terpaksa memangkas jatah makan demi mengimbangi lonjakan harga pangan, bahan bakar, dan pengiriman.

Dalam konflik Yaman, WFP terpaksa memangkas jatah makan 8 juta warga hingga 50 persen. "Sekarang trennya sedang menuju ke nol jatah makan," kata Beasley, dikutip dari Outlook India, Rabu, 30 Maret 2022.
 
Ia mengatakan invasi Rusia telah membuat Ukraina yang tadinya adalah pemasok makanan dunia, menjadi negara yang membutuhkan bantuan makanan dari komunitas global. Negara-negara yang selama ini mengandalkan pasokan gandum dari Ukraina juga otomatis terkena dampak buruk invasi Rusia.
 
Perang di Ukraina, lanjut Beasley, berdampak pada total pengeluaran WFP. Jika kondisi ini terus berlanjut, maka WFP tidak akan bisa membantu sekitar 4 juta orang yang membutuhkan bantuan pangan.
 
Meski perhatian kini lebih tertuju pada Ukraina, ia meminta agar komunitas global tetap menaruh perhatian terhadap konflik di wilayah lain, seperti di Afrika dan Timur Tengah.
 
"Jika kita bisa mengakhiri konflik, mengatasi berbagai kebutuhan yang ada, kita semua dapat menghindari bencana kelaparan dan imigrasi massal," sebut Beasley.
 
"Tapi jika tidak, maka dunia harus membayar harga mahal. Kami tidak mau mengambil makanan dari anak yang kelaparan untuk diberikan kepada anak kelaparan lainnya," lanjut dia.
 
Baca:  Bantuan Pasokan Makanan dari Warga Hungaria untuk Pengungsi Ukraina
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan