Untuk memenuhi komitmen dalam Nota Kesepahaman, Inggris dan Indonesia menandatangani perjanjian hibah tahun lalu untuk Kerjasama Fleming Fund untuk pengawasan Antimicrobial Resistance (AMR) di Indonesia, senilai £4,8 juta (senilai 92 Miliar Rupiah). Kedua pemerintah menyambut baik keberhasilan kemitraan AMR Inggris dan Indonesia hingga saat ini. Inggris mengakui kepemimpinan Indonesia yang berkembang dalam penanganan AMR dan menyambut baik kesempatan untuk memajukan ambisi bersama dalam Keamanan Kesehatan Global melalui G20, yang berada di bawah Kepresidenan Indonesia tahun ini.
Kedua pemerintah telah mengambil langkah besar dalam kerja sama dan perdagangan digitalisasi layanan kesehatan untuk mendukung transformasi dan efisiensi perawatan pasien, meningkatkan akses ke layanan untuk kelompok masyarakat miskin dan rentan, serta memperkuat keamanan siber dan privasi data sistem kesehatan. Inggris dan Indonesia juga menyambut baik kerja sama yang sedang berlangsung dalam penguatan kapasitas tenaga kesehatan.
Kedua pemerintah juga mengakui pentingnya interaksi antar negara dalam Whole Genome Sequencing, termasuk pengurutan dan pelatihan bio-informatika. Hal ini telah meningkatkan kapasitas pengujian, untuk kepentingan semua warga negara di Indonesia. Indonesia berterima kasih kepada Inggris atas penyediaan peralatan ICU yang baru saja terjadi dan sumbangan 1 juta dosis vaksin secara bilateral ke Indonesia. Inggris juga mendukung COVAX sebagai donor keuangan terbesar ke-4, dan berjanji untuk menyumbangkan total 80 juta vaksin untuk COVAX tahun ini. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memimpin sekaligus sebagai salah satu dari tiga wakil pemimpin untuk COVAX, yang sejauh ini telah mendistribusikan 14 juta vaksin ke Indonesia.
Inggris dan Indonesia juga membahas pentingnya komitmen yang dibuat pada COP26 terhadap Program Kesehatan COP26, yang menegaskan kembali perlunya kolaborasi internasional yang ambisius untuk membangun sistem kesehatan yang berkelanjutan dan tahan iklim.
"Pandemi Covid-19 telah menyoroti pentingnya kolaborasi internasional untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons penyakit dengan lebih baik. Kemitraan yang sangat baik antara Inggris dan Indonesia di bawah Nota Kesepahaman ini adalah contoh bagaimana kerja sama kesehatan global dapat memiliki dampak yang signifikan dan bertahan lama untuk kepentingan warga di kedua negara kita, serta secara global," ucap Wakil Menteri Luar Negeri Parlemen di Departemen Kesehatan dan Jaminan Sosial, Lord Kamall, dalam keterangan Kedutaan Besar Inggris di Jakarta.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins mengatakan:
"Inggris dan Indonesia telah berbicara dengan satu suara sejak awal pandemi. Kita semua bersama-sama, dan tidak ada yang aman sampai kita semua aman. Pandemi telah menjadi batu loncatan untuk meningkatkan kerja sama kesehatan yang telah kita lakukan dengan Indonesia. Saya menyambut kelompok kerja ini sebagai langkah praktis untuk mengeksplorasi apa saja yang bisa kita lakukan lagi."
Kepresidenan G20 Indonesia adalah kesempatan bagi kami untuk memperdalam kemitraan kami yang serupa. Dengan bekerjasama, kita dapat mengatasi pandemi ini dengan lebih cepat dan lebih efektif. Itulah sebabnya pemerintah Inggris mendanai penelitian OxfordAstraZeneca dimana vaksin yang dikeluarkan memerlukan biaya. Karena itu, vaksin OxfordAstraZeneca jauh lebih murah dibandingkan vaksin lainnya - dan karenanya, lebih dari setengah miliar dosis telah didistribusikan di seluruh dunia.
Contoh lain dari hal serupa adalah kontribusi Inggris untuk pemahaman ilmiah global tentang COVID-19 melalui uji coba 'Pemulihan' kami yang terkemuka di dunia – yang telah menghasilkan beberapa informasi paling berguna tentang perawatan untuk melawan virus.
Inggris juga telah menyediakan sekitar 1/3 dari semua jalur COVID-19 yang telah diurutkan genomnya secara global, membantu mengidentifikasi varian baru. Bersama-sama, kita bisa melawan lebih kuat.
Baca: Ke Surabaya, Dubes Inggris Ingin Lihat Program Kota Masa Depan Global
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News