Militer Rusia berlatih di perbatasan./AFP
Militer Rusia berlatih di perbatasan./AFP

AS: Pasukan Penjaga Perdamaian Rusia di Perbatasan Ukraina Omong Kosong

Marcheilla Ariesta • 22 Februari 2022 14:50
New York: Amerika Serikat (AS) mengatakan, pengerahan pasukan Rusia yang mereka sebut 'operasi penjaga perdamaian' adalah omong kosong. Setelah mengakui daerah yang dikuasai separatis Ukraina, Rusia mengirimkan pasukan ke sana untuk menjaga perdamaian.
 
"Konsekuensi dari tindakan Rusia akan mengerikan, baik di seluruh Ukraina, di seluruh Eropa, dan di seluruh dunia," kata Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan (DK) PBB.
 
"Presiden Putin telah mencabik-cabik Perjanjian Minsk. Kami sudah jelas bahwa kami tidak percaya dia akan berhenti di situ," lanjutnya, dilansir dari AFP, Selasa, 22 Februari 2022.

Presiden Rusia Vladimir Putin resmi mengakui dua wilayah yang memisahkan diri Ukraina, Donetsk dan Lugansk, sebagai wilayah independen. Pengakuan ini menentang peringatan Barat bahwa hal tersebut ilegal dan merusak negosiasi perdamaian.
 
Baca juga: Kecaman Para Pemimpin Dunia kepada Presiden Vladimir Putin
 
Putin juga memerintahkan pengerahan pasukan Rusia ke wilayah Donbass di Ukraina timur untuk menjaga perdamaian.
 
"Kami tetap terbuka untuk diplomasi untuk solusi diplomatik, namun membiarkan pertumpahan darah baru di Donbass adalah sesuatu yang tidak ingin kami lakukan," ujar Duta Besar Rusia untuk PBB Vassily Nebenzia di forum yang sama.
 
Rusia secara luas dikritik oleh sebagian besar anggota dewan atas tindakannya. Duta Besar Kenya untuk PBB Martin Kimani mengutuk apa yang disebutnya tren negara-negara kuat yang melanggar hukum internasional dengan sedikit perhatian.
 
"Multilateralisme terletak di ranjang kematiannya malam ini," tuturnya.
 
Sementara itu, Duta Besar Tiongkok, Zhang Jun mengatakan, semua pihak terkait harus menahan diri, dan menghindari tindakan apa pun yang dapat memicu ketegangan. Ia menambahkan, Beijing menyambut dan mendorong setiap upaya untuk solusi diplomatik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan