Mantan Presiden Georgia, Mikhail Saakashvili diketahui menolak untuk makan. Foto: AFP
Mantan Presiden Georgia, Mikhail Saakashvili diketahui menolak untuk makan. Foto: AFP

Lakukan Aksi Mogok Makan, Mantan Presiden Georgia Kritis

Medcom • 18 November 2021 10:57
Tbilisi: Mantan Presiden Georgia, Mikhail Saakashvili diketahui menolak untuk makan selama 48 hari demi memprotes penahanannya sejak 1 Oktober. Aksi ini dilakukan tak lama setelah ia kembali dari pengasingan di Ukraina.
 
Pemerintah Georgia disebut telah menolak untuk memindahkannya dari rumah sakit penjara ke klinik sipil. Hal ini bertentangan dengan saran dokter, yang telah memperingatkan risiko terhadap kehidupan reformis pro-Barat berusia 53 tahun tersebut.
 
Dilansir dari France 24, Kamis, 18 November 2021, dewan medis yang dibentuk oleh ombudsman Nino Lomjaria mengatakan, setelah memeriksa Saakashvili, “statusnya saat ini dinilai kritis” dan menghadapi risiko komplikasi fatal dalam “waktu dekat”.

Dewan medis pada Rabu 17 November pun menyatakan, rumah sakit penjara tempat Saakashvili dirawat gagal memenuhi kebutuhan medisnya. Mereka menyerukan, Saakashvili segera dipindahkan ke perawatan intensif di klinik sipil yang lebih siap untuk merawatnya.
 
Pekan lalu, pemimpin yang menjabat antara 2004 dan 2013 tersebut dipindahkan ke rumah sakit penjara, dimana Amnesty International mengatakan, ia telah “ditolak martabatnya” serta perawatan yang memadai.
 
Kelompok hak asasi di Twitter menggambarkannya sebagai “keadilan selektif” dan “balas dendam politik yang nyata.” Saakashvili mengatakan, ia diserang oleh penjaga di penjara dan ia takut akan hidupnya.
 
Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) telah mendesak pemerintah Georgia untuk “memperlakukan Saakashvili secara adil dan bermartabat”.
 
Beberapa anggota parlemen oposisi juga melakukan mogok makan selama berhari-hari. Mereka menuntut perawatan medis yang layak untuk Saakashvili, seruan yang ditegaskan kembali oleh AS dan Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR).
 
“Georgia harus mengambil langkah-langkah untuk memberi tahu Pengadilan tentang keadaan kesehatan pemohon saat ini, untuk memastikan keselamatannya di penjara, dan untuk memberinya perawatan medis yang sesuai untuk periode pemulihan pasca-mogok kelaparan,” kata ECHR pekan lalu.
 
ECHR juga mendesak Saakashvili untuk “menghentikan mogok makannya.”
 
Pada Selasa, Menteri Kehakiman Georgia, Rati Bregadze mengesampingkan pemindahan Saakashvili ke klinik sipil. “Tidak ada satu pun contoh Saakashvili yang tidak menerima layanan medis yang dia butuhkan,” tegasnya.
 
Saakashvili mengatakan pekan lalu, ia telah mengambil keputusan untuk mengakhiri mogok makan, apabila ia dipindahkan ke “klinik berteknologi tinggi untuk rehabilitasi pasca mogok makan” sipil.
 
Penangkapan Saakashvili diketahui memperburuk krisis politik yang berasal dari pemilihan parlemen tahun lalu yang dikecam oposisi sebagai penipuan. Selain itu, telah memicu beberapa protes anti-pemerintah terbesar dalam satu dekade.
 
Baru-baru ini, Perdana Menteri Georgia, Irakli Garibashvili pun memicu kegemparan dengan mengatakan, Saakashvili “memiliki hak untuk bunuh diri” dan pemerintah terpaksa menangkapnya karena ia menolak untuk keluar dari politik. (Nadia Ayu Soraya)

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan