Dalam uji klinis, pil yang awalnya dikembangkan untuk mengobati flu, malah mengurangi risiko rawat inap atau kematian akibat covid-19 hingga setengahnya.
Menteri Kesehatan Sajid Javid mengatakan, pengobatan itu adalah 'pengubah permainan' bagi mereka yang paling lemah dan imunosupresi.
"Hari ini adalah hari bersejarah bagi negara kita, karena Inggris sekarang adalah negara pertama di dunia yang menyetujui penggunaan obat antivirus covid-19 yang bisa dikonsumsi di rumah," kata Javid, dilansir dari BBC, Jumat, 5 November 2021.
"Ini akan mengubah (penanganan covid) untuk kelompok rentan dan yang memiliki masalah imum, dimana mereka bisa menerima terobosan pengobatan," lanjutnya.
Baca juga: Merck Sepakati Perluasan Produksi Generik Pil Covid-19
Molnupiravir, yang dikembangkan oleh perusahaan obat AS Merck, Sharp and Dohme (MSD) dan Ridgeback Biotherapeutics, adalah obat antivirus pertama untuk covid-19 yang dapat diminum sebagai pil, daripada disuntikkan atau diberikan secara intravena.
Inggris telah setuju untuk membeli 480.000 courses dengan pengiriman pertama diharapkan pada November ini. Obat ini akan dimuat dalam bentuk kapsul dan akan dikenal dengan nama Lagevrio.
Sebelumnya, perusahaan farmasi Merck mengklaim pil covid-19 buatan mereka, yaitu molnupiravir mampu mengurangi risiko kematian dan rawat inap akibat covid-19 hingga 50 persen.
Dalam penelitian Merck, pasien mengonsumsi empat pil molnupiravir dua kali sehari selama lima hari. Para pasien melaporkan efek samping sedikit lebih umum dibandingkan pada pasien yang menerima obat kosong. Namun, perusahaan itu tidak merinci efek samping tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News