Namun, Fauci menjelaskan, data dari Afrika Selatan menunjukkan tidak terdapat “tingkat keparahan yang besar” pada kasus baru. Sementara itu, varian Omicron menjadi kasus dominan di Afrika Selatan, penerimaan rumah sakit belum meningkat secara mengkhawatirkan.
“Sejauh ini, sepertinya tidak ada tingkat keparahan yang besar,” kata Fauci.
“Tapi kita harus benar-benar berhati-hati sebelum kita membuat keputusan apapun bahwa itu tidak terlalu parah atau tidak menyebabkan penyakit parah, seperti delta,” jelas Fauci.
Baca: Varian Omicron Ditemukan di Sepertiga Negara Bagian AS.
Dilansir dari LBC, Senin, 6 Desember 2021, pakar imunologi AS berusia 80 tahun tersebut menerangkan, pemerintahan Biden tengah mempertimbangkan untuk mencabut pembatasan perjalanan terhadap non-warga negara yang memasuki AS dari beberapa negara Afrika.
Kebijakan itu diberlakukan saat varian Omicron meledak di AS. Namun, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres mengecam berbagai langkah seperti “travel apartheid.”
“Mudah-mudahan kami bisa mencabut larangan itu dalam jangka waktu yang cukup masuk akal,” ucap Fauci.
“Kami semua merasa sangat buruk tentang kesulitan yang telah terjadi tidak hanya di Afrika Selatan tetapi juga negara-negara Afrika lainnya,” tambahnya.
Varian Omicron dilaporkan telah terdeteksi di sekitar sepertiga negara bagian AS pada Minggu, termasuk di Timur Laut, Selatan, Great Plains, dan Pantai Barat.
Wisconsin dan Missouri pun termasuk di antara negara bagian terbaru yang mengonfirmasi kasus. Tetapi, varian Delta tetap menjadi varian dominan, membuat lebih dari 99 persen kasus dan mendorong lonjakan penerimaan di rumah sakit.
Disamping itu, hingga kini, terdapat 246 kasus varian Omicron telah terdeteksi di Inggris. Angka tersebut dicapai setelah peningkatan lebih dari 50 persen dalam sehari. Hal tersebut kemungkinan menjadi sebagian karena fakta pengujian yang ditargetkan telah diluncurkan di daerah yang terkena dampak.
Sejumlah tindakan diketahui telah diperkenalkan sebagai tanggapan terhadap varian tersebut. Tindakan itu termasuk aturan perjalanan yang lebih ketat dan pengenalan kembali mandat topeng dalam pengaturan tertentu.
Namun aturan disebut akan ditinjau setelah tiga minggu. Varian Omicron menimbulkan kekhawatiran karena jumlah mutasi protein lonjakannya. Mereka dua kali lipat dari varian Delta yang sangat menular.
Jumlah mutasi pada bagian virus juga tengah menimbulkan kekhawatiran, vaksin dan infeksi sebelumnya mungkin memberikan perlindungan yang lebih sedikit terhadap varian tersebut. Meskipun, terlalu dini untuk menarik kesimpulan yang pasti.
Ahli epidemiologi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Maria Van Kerkhove menjelaskan, jika Omicron terbukti kurang berbahaya daripada Delta, itu tetap bermasalah.
“Bahkan, jika kita memiliki sejumlah besar kasus yang ringan, beberapa dari individu tersebut akan memerlukan rawat inap,” terang Kerkhove.
“Mereka harus pergi ke ICU (Unit Perawatan Intensif) dan beberapa orang akan meninggal. Kami tidak ingin melihat itu terjadi di atas situasi yang sudah sulit dengan Delta yang beredar secara global,” pungkasnya. (Nadia Ayu Soraya)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News