Berdasarkan hasil jajak pendapat sementara, calon presiden dari Demokrat, Joe Biden masih unggul dari petahana Presiden Donald Trump. Namun, hal ini bisa saja berbalik seperti yang terjadi pada pilpres 2016 silam.
Hilman, yang perusahaannya membangun dan menerapkan sistem pemungutan suara elektronik, menuturkan di masa lalu hasil jajak pendapat hampir selalu menggambarkan hasil akhir dari pemilu di AS. Namun, saat ini hal itu sudah tidak lagi berlaku.
"Saya pikir cara kita membuat jajak pendapat untuk memprediksi hasil yang berpengaruh di masa lalu, tidak lagi berlaku sekarang. Banyak sekali faktor yang mendasari dan orang-orang sudah bijak mengenai jajak pendapat," ucap Hilman kepada awak media secara virtual, Kamis, 22 Oktober 2020.
"Semua tergantung siapa yang melakukan polling, kapan pengambilannya, bagaimana pertanyaannya, siapa yang mereka tanyakan, berapa besar sampelnya," imbuhnya.
Menurut Hilman, jajak pendapat memang dapat menunjukkan sesuatu. Namun, dia tidak akan mengatakan jika polling merupakan alat prediksi yang tepat dan akurat untuk hasil 3 November mendatang.
"Ini tergantung pada kandidat dan kemampuan keuangan, serta sumber daya manusia untuk menempatkan orang-orang mereka di semua negara bagian, untuk berbicara dengan orang-orang dan melacak aktivitas dan perasaan mereka," ucapnya.
Terkait dengan debat calon presiden, Hilman mengatakan hampir setiap orang sejatinya sudah menentukan pilihan mereka. Namun, debat dinilai masih penting, karena hasilnya bisa mengubah pendirian seseorang akan pilihan mereka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id