Pfizer memilih Rhode Island, Texas, New Mexico dan Tennessee dalam uji coba distribusi. Keempatnya dipilih berdasarkan ukuran luas wilayah, keberagaman populasi, dan infrastruktur imunisasi.
"Empat negara bagian dari program ini tidak akan menerima vaksin lebih awal dibanding negara-negara bagian lainnya. Keempatnya juga tidak akan menerima pengecualian apapun," ucap pernyataan resmi Pfizer, dilansir dari laman Guardian pada Selasa, 17 November 2020.
Sepekan lalu, Pfizer merilis data awal bahwa vaksin yang dikembangkannya bersama perusahaan BioNTech SE memperlihatkan tingkat efektivitas hingga lebih dari 90 persen. Namun vaksin Pfizer harus disimpan dalam suhu minus 70 derajat Celcius, jauh di bawah standar vaksin lainnya di angka 2-8 derajat Celcius.
Sebelumnya pada Senin kemarin, perusahaan Moderna Inc mengklaim bahwa vaksin eksperimental covid-19 yang mereka kembangkan memiliki tingkat efektivitas hingga 94,5 persen dalam mencegah infeksi. Angka diambil dari uji klinis fase akhir Moderna, yang mengklaim vaksinnya mungkin akan dapat digunakan dalam waktu dekat.
Vaksin Moderna tidak membutuhkan tempat penyimpanan dengan suhu ultra dingin, sebuah faktor yang mungkin dapat menjadi keuntungan dibanding buatan Pfizer.
Baik vaksin Pfizer maupun Moderna sama-sama menggunakan teknologi baru bernama synthetic messenger RNA untuk mengaktifkan sistem imunitas tubuh terhadap virus.
Sementara itu di Prancis, perusahaan Sanofi mengklaim vaksin covid-19 yang mereka kembangkan dapat tetap bertahan dengan baik walau hanya disimpan di lemari es biasa.
Baca: Vaksin Sanofi Diklaim Bisa Bertahan di Lemari Es Biasa
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
