Nikolai Glushkov, pebisnis yang selama ini dikenal sering mengkritik Presiden Rusia Vladimir Putin, ditemukan tewas di rumahnya di New Maiden, London, pada Maret 2018.
Baca: Polisi Inggris Terus Selidiki Kematian Pengusaha Rusia
Pengadilan Koroner London Barat kemudian menerima bukti terbaru yang mengindikasikan kematiannya dibuat seolah-olah seperti bunuh diri. Bukti terbaru juga mengindikasikan adanya "keterlibatan pihak ketiga."
Dilansir dari laman BBC pada Sabtu, 10 April 2021, petugas koroner senior, Chinyere Inyama, menegaskan bahwa Glushkov telah dibunuh.
Glushkov melarikan diri dari Rusia usai dituding melakukan penipuan saat menjabat posisi wakil direktur maskapai Aeroflot. Ia kemudian menerima suaka politik di Inggris pada 2010.
Pada 2017, dalam sebuah persidangan yang tidak dihadiri dirinya (in-absentia), Glushkov divonis 8 tahun penjara atas dakwaan mencuri uang GBP87 juta dari Aeroflot.
Berusia 68 tahun, ia dijadwalkan hadir di Pengadilan Komersial London untuk membela dirinya pada 12 Maret 2018. Namun hari itu, Glushkov ditemukan tewas oleh putrinya, Natalia.
Kematian Glushkov terjadi sepekan usai serangan racun syaraf Novichok terhadap mantan agen ganda Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya Yulia di Salisbury.
Staf medis bernama Dominic Biel mengatakan bahwa kematian Glushkov "mencurigakan" sejak awal. Ia ingat bahwa rekannya, Denis Trushin, pernah berkata: "Jangan sentuh apapun hingga polisi datang. Seseorang telah membunuhnya."
Sebuah laporan patologi yang diserahkan ke pengadilan menyimpulkan bahwa luka di tubuh Glushkov "konsisten dengan cekikan dari arah belakang."
"Dari semua dokumentasi, semua bukti, Nikolai Glushkov meninggal akibat pembunuhan," pungkas Inyama dalam keterangan yang direkam untuk pengadilan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News