Dalam sebuah unggahan di Twitter, Zelensky mengatakan bahwa, "melalui setiap kunjungan, kemampuan pertahanan dan ofensif Ukraina berkembang. Ikatan dengan Eropa semakin kuat, dan tekanan terhadap Rusia semakin besar."
Ia mengatakan dirinya dan Macron "akan membicarakan poin-poin paling penting dari hubungan bilateral." Kantor pemimpin Prancis mengatakan mereka akan membahas kebutuhan militer dan kemanusiaan Ukraina serta "perspektif jangka panjang untuk kembali ke perdamaian di Eropa."
Selain itu, Macron juga akan "menegaskan kembali dukungan tak tergoyahkan Prancis dan Eropa" untuk Ukraina dalam perjuangannya melawan Invasi Rusia.
Prancis telah memasok Ukraina dengan berbagai macam persenjataan, termasuk sistem pertahanan udara, tank ringan, howitzer, senjata api, peralatan, dan bahan bakar lainnya. Macron dan Zelensky tidak berbicara kepada wartawan yang menunggu saat mereka saling menyapa di istana kepresidenan Prancis.
Pemerintah Prancis telah mengirim pesawat untuk menjemput Zelensky di Jerman, di mana dirinya telah bertemu Kanselir Olaf Scholz pada Minggu pagi dalam membahas rencana serangan balasan Ukraina. Zelensky mengatakan, serangan balasan ini bertujuan membebaskan wilayah yang diduduki Rusia, bukan menyerang wilayah Rusia.
Baca juga: Zelensky Tegaskan Ukraina Sedang Persiapkan Serangan Balik terhadap Rusia
The Washington Post mengutip dokumen yang sebelumnya dirahasiakan dari kumpulan kebocoran intelijen AS, yang menunjukkan bahwa Zelensky telah mempertimbangkan untuk mencoba merebut wilayah Rusia yang layak untuk digunakan sebagai alat tawar dalam negosiasi damai untuk mengakhiri perang yang diluncurkan oleh Moskow pada Februari 2022.
Jika itu terjadi, maka Zelensky melanggar ketentuan Barat yang bersikeras bahwa senjata yang mereka berikan tidak boleh digunakan untuk menyerang sasaran di Rusia.
Ditanya mengenai laporan tersebut, Zelensky mengatakan: "Kami tidak menyerang wilayah Rusia, kami hanya membebaskan wilayah sah kami."
"Kami tidak punya waktu atau kekuatan (untuk menyerang Rusia)," katanya, menurut seorang penerjemah resmi. "Dan kami juga tidak memiliki senjata cadangan, yang dapat digunakan untuk melakukan ini."
"Kami sedang mempersiapkan serangan balik untuk wilayah yang diduduki secara ilegal berdasarkan perbatasan sah yang ditetapkan secara konstitusional, yang diakui secara internasional," tegas Zelensky.
Di antara wilayah yang masih diduduki Rusia adalah Semenanjung Krimea dan bagian timur Ukraina, yang sebagian besar penduduknya berbahasa Rusia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News