Ulah Edwin Wagensveld merobek Al-Qur’an di Belanda. Foto: Anadolu
Ulah Edwin Wagensveld merobek Al-Qur’an di Belanda. Foto: Anadolu

Tanggapan Keras Negara Islam Lihat Ulah Penghinaan Al-Qur’an di Belanda

Fajar Nugraha • 25 September 2023 19:59
Den Haag: Ulah Edwin Wagensveld merobek Al-Qur’an di depan Kedutaan Besar Turki, Indonesia dan Pakistan di Den Haag, Belanda, telah memicu kemarahan. Tidak hanya itu, dia juga menghina Islam dan Muslim.
 
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) sangat menyesalkan penodaan Al-Qur'an di Belanda, dan mendesak Amsterdam untuk menghentikan tindakan Islamofobia yang provokatif.
 
Pernyataan tersebut disampaikan pada Minggu, sehari setelah Edwin Wagensveld, pemimpin organisasi Islamofobia Patriotik Eropa menentang gerakan Islamisasi Barat (PEGIDA) di Belanda.
“Dewan mengutuk semua upaya untuk merendahkan kesucian al-Mushaf ash-Sharif (Al-Qur’an) serta kitab suci lainnya, nilai-nilai, dan simbol-simbol Islam dan agama-agama lain dengan menggunakan pakaian kebebasan berekspresi, yang merupakan tindakan yang bertentangan sesuai dengan semangat Pasal (19) dan (20) ICCPR (Perjanjian Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik),” bunyi pernyataan itu, seperti dikutip Al-Arabiya, Senin 25 September 2023.
 
OKI juga meminta pihak berwenang Belanda “untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap tindakan provokatif tersebut, yang merupakan tindakan kebencian agama dan melanggar hukum internasional, dan untuk mencegah terulangnya tindakan itu.”
 
Kecaman juga datang dari Arab Saudi. Negeri Petrodolar itu mengecam tindakan Wagensveld dengan mengatakan bahwa “tindakan yang berulang seperti itu tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun.”
 
“Kementerian Luar Negeri menegaskan kembali kecaman keras Kerajaan Saudi atas tindakan tercela dan berulang ini yang tidak dapat dibenarkan dalam keadaan apa pun. Tindakan tersebut jelas mendorong kebencian, pengucilan, dan rasisme, dan secara langsung bertentangan dengan upaya internasional untuk mempromosikan nilai-nilai toleransi, moderasi, dan penolakan terhadap ekstremisme,” kata Kementerian Luar Negeri Kerajaan Arab Saudi pada hari Minggu.
 
Kementerian tersebut menambahkan bahwa tindakan seperti itu “merusak fondasi penting dari rasa saling menghormati yang diperlukan dalam hubungan antar masyarakat dan negara.”
 
Turki pada Sabtu juga mengutuk keras “serangan tercela” terhadap kitab suci umat Islam, Al-Qur’an itu.
 
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan bahwa Ankara mengutuk penyebaran “serangan provokatif” ini, yang diperbolehkan dilakukan di negara-negara Eropa dengan kedok kebebasan berekspresi.
 
“Menanggapi provokasi ini, yang diakui oleh PBB sebagai kebencian agama dan pelanggaran hukum internasional, negara-negara di mana serangan tersebut terjadi sekarang harus mengambil tindakan yang efektif,” lanjut pernyataan Turki.
 
Turki meminta pihak berwenang Belanda untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap para pelaku dan mengambil tindakan untuk mencegah terulangnya serangan serupa.
 
Wagensveld melakukan tindakan kebencian tersebut secara terbuka. Dia kemudian melemparkan halaman-halaman kitab suci tersebut ke tanah dan meminta salinan yang dia najiskan bulan lalu.
 
Ia mengucapkan terima kasih kepada polisi Belanda yang telah melindunginya saat melakukan tindakan provokatif.
 
Wagensveld merobek Al-Qur’an dalam demonstrasi satu orang di Den Haag pada 22 Januari di bawah perlindungan polisi, dan sekali lagi pada 13 Februari di kota Utrecht.
 
Kelompok Muslim berkumpul di lokasi dimana demonstrasi di Rotterdam direncanakan, dan mengadakan demonstrasi tandingan.
 
Demonstrasi PEGIDA tidak dilarang meskipun ada pengumuman bahwa anggota kelompok tersebut akan membakar Al-Qur’an. Pada 18 Agustus, Wagensveld merobek Al-Qur'an di depan kedutaan Turki di Den Haag.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(FJR)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif