"Saya pikir tidak ada (vaksin) di dunia ini yang efektivitasnya berada di tingkat yang sama, yang kami miliki dengan (setara) Delta," kata Bancel, dilansir dari Financial Times, Selasa, 30 November 2021.
"Saya pikir hal ini menjadi penurunan materi. Sata tidak tahu berapa (lama untuk membuat vaksin) karena kami harus menunggu datanya. Tapi, semua ilmuwan yang saya ajak bicara (mengatakan) 'ini sepertinya tidak akan baik'," lanjut CEO Moderna tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, Omicron membawa risiko lonjakan infeksi yang sangat tinggi. Varian baru ini memicu alarm global, yang menyebabkan penutupan perbatasan.
Berita kemunculan varian baru ini membuat pemulihan ekonomi global yang baru lahir setelah pandemi dua tahun, kembali melemah. Investor menunggu lebih banyak data mengenai karakteristik Omicron ini.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan, Negeri Paman Sam tidak akan memberlakukan kembali penguncian. Ia membantu menenangkan pasar yang bergejolak karena varian baru tersebut.
Biden menyerukan vaksinasi yang lebih luas. Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), mendesak semua warga usia 18 tahun ke atas mendapatkan suntikan booster.
Inggris, Australia, Singapura, Korea Selatan, dan banyak negara lainnya juga mulai mengetatkan perbatasan dan mendorong program vaksinasi covid-19 akibat Omicron.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News