Rusia lebih cenderung agresif dalam melancarkan rentetan serangan dari hari ke hari, sementara Ukraina lebih defensif dengan dibantu pasokan persenjataan negara-negara Barat.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut lini masa perang Rusia-Ukraina di empat bulan pertama 2022:
Januari 2022
Bulan pertama di tahun 2022 diwarnai peningkatan ketegangan terkait Rusia, yang terus meningkatkan kehadiran militernya di dekat perbatasan Ukraina. Langkah ini sudah dilakukan Rusia sejak Maret 2021, dan terus berlanjut hingga satu tahun setelahnya.Dalam periode ini, Rusia berulang kali membantah bahwa tindakannya adalah persiapan untuk menginvasi Ukraina.
Namun negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), mencurigai bahwa Rusia kemungkinan besar akan menginvasi negara tetangganya tersebut.
Februari 2022
Ketegangan terkait potensi terjadinya invasi Rusia ke Ukraina semakin besar. Di periode ini, Rusia berulang kali membantah akan melancarkan invasi, namun menegaskan bahwa kemungkinan bergabungnya Ukraina ke keanggotaan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dapat menjadi ancaman bagi keamanan nasional Negeri Beruang Merah.Di pertengahan Februari, pemerintah AS di bawah Presiden Joe Biden menegaskan bahwa Rusia memang sedang bersiap menginvasi Ukraina. Moskow terus melayangkan bantahan, bahkan hingga ke momen-momen terakhir menjelang invasi.
Bantahan telah disampaikan juru bicara Pemerintah Rusia Dmitry Peskov, Deputi Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov, Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov, dan juga Dubes Rusia untuk Republik Ceko Alexander Zmeevsky.
Kekhawatiran AS dan negara-negara Barat terbukti. Rusia melancarkan "operasi militer khusus" ke Ukraina pada 24 Februari 2022.
Putin menegaskan bahwa Rusia tidak berencana menduduki wilayah Ukraina, dan hanya akan mendukung hak-hak masyarakat lokal untuk menentukan nasib mereka sendiri. Ia juga menekankan bahwa Rusia bertujuan melakukan "demiliterisasi dan de-Nazi-fikasi" Ukraina.
Dalam hitungan menit setelah pengumuman Putin, ledakan dilaporkan terjadi di Kyiv, Kharkiv, Odessa, dan Donbas. Pejabat Ukraina mengatakan bahwa pasukan Rusia telah mendarat di Mariupol dan Odessa, dan meluncurkan rudal jelajah dan balistik di lapangan udara, markas militer, dan depot militer di Kyiv, Kharkiv, dan Dnipro.
Kendaraan militer memasuki Ukraina melalui Senkivka. Sebuah video memperlihatkan pasukan Rusia memasuki Ukraina dari Krimea yang dianeksasi Rusia di tahun 2014.
AS dan negara-negara anggota NATO serta Uni Eropa dan lainnya beramai-ramai mengecam invasi Rusia ke Ukraina.
Maret 2022
Rusia mulai merebut beberapa wilayah di Ukraina, termasuk kota Kherson. Untuk pertama kalinya, pasukan Ukraina berganti dari mode defensif ke ofensif dengan melancarkan serangan ke Horiivka.Dialog damai antar Rusia dan Ukraina mulai berlangsung, dengan tujuan utama membuat koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil. Di waktu yang sama, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta dialog empat mata dengan Presiden Rusia, dengan mengatakan bahwa inilah "satu-satunya cara mengakhiri perang."
Pemerintahan AS mengatakan bahwa 90 persen dari pasukan Ukraina yang ditumpuk di area perbatasan sebelumnya telah memasuki Ukraina.
Merespons kecaman global atas invasi di Ukraina, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menuduh NATO dan Uni Eropa ingin memulai perang nuklir, dan memperingatkan bahwa "Perang Dunia III akan bersifat destruktif."
Sementara itu, sebuah proyektil menghantam kompleks pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Zaporizhzhia, Ukraina. Setelah pertempuran yang menewaskan tiga prajurit Ukraina, pasukan Rusia menguasai PLTN Zaporizhzhia.
Di Brussels, NATO menolak permintaan Ukraina yang menginginkan Zona Dilarang Terbang (No-Fly Zone), dengan mengatakan bahwa hal tersebut dapat berujung pada pecahnya perang berskala penuh dengan Rusia.
AS mengatakan bahwa Rusia telah menembakkan lebih dari 500 rudal ke Ukraina, dan militer Moskow dalam jumlah besar terpantau berada di lokasi sekitar 24 kilometer dari Kyiv.
Pertemuan trilateral antar menlu Rusia, Ukraina dan Turki berlangsung di Antalya. Menlu Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa pertemuannya dengan Menlu Rusia Sergey Lavrov tidak membuahkan hasil.
Rusia-Ukraina pada akhirnya menyepakati gencatan senjata dan koridor kemanusiaan untuk mengevakuasi warga sipil dari area-area konflik, termasuk dari kota Mariupol. Gencatan senjata ini kerap diwarnai aksi saling serang dan menyalahkan. Sebuah serangan sempat menghantam sebuah sekolah seni di Mariupol, tempat di mana 400 orang sedang berlindung dari peperangan.
Pertempuran sengit berlangsung di beberapa wilayah dekat Kyiv dalam upaya Rusia untuk mencapai ibu kota Ukraina.
April 2022
Pasukan Rusia menguasai Izium di hari pertama di bulan April. Satu hari setelahnya, Rusia meluncurkan rudal yang menghantam kota Poltava dan Kremenchuk, merusak sejumlah infrastruktur dan bangunan.Setelah berusaha keras untuk mencapai Kyiv, Rusia akhirnya memutuskan menarik seluruh pasukan karena pertahanan Ukraina yang terlampau kuat. Pasukan Rusia mundur sepenuhnya dari Kyiv ke arah Chernobyl, dan mulai mengalihkan fokus untuk melancarkan operasi militer ke arah Donbas.
Deputi Menteri Pertahanan Ukraina mengonfirmasi bahwa pasukan Ukraina telah menguasai keseluruhan dari Kyiv Oblast. Rusia dinilai hendak menyelesaikan invasinya sesegera mungkin dengan merebut Kyiv, namun pada akhirnya berakhir gagal dan kehilangan momentum.
Di kota Bucha, pasukan Ukraina menemukan banyak jenazah dalam peristiwa yang disebut Pembantaian Bucha. Setidaknya 20 jasad warga sipil Ukraina ditemukan di sana, dan menurut wali kota Bucha, ada 280 jenazah yang ditemukan di kuburan massal.
Zelensky mengecam keras apa yang terjadi Bucha dan menyebutnya sebagai sebuah genosida oleh Rusia. AS mulai mencoba melakukan dorongan agar Rusia dikeluarkan dari Dewan Hak Asasi Manusia PBB. Merespons hal tersebut, Presiden Rusia Vladimir Putin menerbitkan dekrit yang melarang visa bagi warga dari negara-negara yang dianggap tidak bersahabat dengan Rusia. Rusia pada akhirnya dikeluarkan dari Dewan HAM PBB pada tanggal 7 April.
Mengenai Bucha, Rusia mengatakan tidak ada pembantaian di kota tersebut. Puluhan jenazah yang ditemukan di sana disebut Rusia sebagai aktor yang berpura-pura mati dan dibayar oleh Ukraina. Presiden AS Joe Biden menyerukan agar Putin diadili atas kejahatan perang atas pembantaian di Bucha. Zelensky kemudian membicarakan seputar pembantaian tersebut di Dewan Keamanan PBB dalam format virtual.
Sementara itu di Vatikan, Paus Fransiskus mengkritik ketidakmampuan organisasi-organisasi internasional dalam menghentikan invasi Rusia ke Ukraina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News