Permintaan itu disampaikan Zelensky setelah pada Senin kemarin Rusia membombardir ibu kota Kiev dan wilayah lainnya dengan rudal. Serangan udara itu sebagai balasan Moskow atas ledakan di Jembatan Kerch yang menghubungkan Rusia dan Krimea.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan, pertemuan tersebut tidak menginginkan perdamaian. Pasalnya, kata Lyudmila yang dibahas adalah sistem senjata baru yang akan dikirim ke Ukraina.
"Jika orang-orang ini benar-benar ingin konflik berakhir, mereka tidak akan membahas sistem senjata baru apa yang harus dikirim ke Ukraina. Tapi mereka harusnya mendiskusikan bagaimana membuat Ukraina duduk, terlibat dalam dialog dengan Rusia," ucapnya dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu, 12 Oktober 2022.
Menurutnya, Zelensky pasti akan tunduk jika Barat menyuruhnya untuk berdialog dengan Rusia. "Karena Zelensky adalah boneka Washington dan Brussel," sambung dia.
Lyudmila mengatakan, Barat bertekad membuat konflik ini terus bertahan dan siap berperang melawan Rusia hingga terakhir. Menurutnya, hal tersebut sangat kejam.
"Tapi Barat membuat semua orang Ukraina menjadi korban konflik ini," seru Lyudmila.
Ia menegaskan, Rusia tidak menargetkan warga sipil. Dia menjelaskan, bahwa target Negeri Beruang Merah itu sangat presisi dan tepat, meskipun tidak menjelaskan target yang dituju Rusia.
"Saya rasa mereka tidak memiliki belas kasihan terhadap Ukraina. Mereka rela kehilangan, Anda tahu, mereka mengirim ribuan orang Ukraina ke kematiannya," tuturnya.
Pertahanan udara ditambah
Dalam pertemuan virtual G7 Zelensky menyerukan para pemimpin negara-negara itu lebih banyak memberikan kemampuan pertahanan udara. Sementara G7 berjanji untuk mendukung Kiev 'selama diperlukan'."Ketika Ukraina menerima sistem pertahanan udara modern dan efektif dalam jumlah yang cukup, elemen kunci teror Rusia, serangan roket, akan berhenti bekerja," kata Zelensky kepada para pemimpin G7.
Dalam pertemuan itu, ia kembali mengesampingkan pembicaraan damai dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Sementara itu, Gedung Putih mengatakan, Amerika Serikat mempercepat pengiriman pertahanan udara NASAMS yang canggih ke Ukraina. Washington telah memberikan bantuan keamanan senilai lebih dari USD16,8 miliar ke Ukraina selama perang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News