Para ilmuwan di Prancis dan Swedia mengumumkan mereka mencapai kesimpulan sama dengan laboratorium militer Jerman.
"Racun mematikan itu memang digunakan untuk meracuni Navalny," kata juru bicara utama pemerintah Jerman, Steffen Seibert, dilansir dari Bloomberg, Senin, 14 September 2020.
Sampel telah dikirim ke Organisasi Pelarangan Senjata Kimia. Dengan demikian, Jerman mendapat dukungan teknis, sesuai dengan kesepakatan global mengenai pelarangan penggunaan Novichok.
"Tiga laboratorium, secara terpisah satu sama lain, kini telah menemukan bukti agen saraf Novichok sebagai penyebab keracunan Navalny," tegasnya.
Kanselir Jerman, Angela Merkel menuntut jawaban dari Kremlin saat ia menjanjikan tanggapan di antara sekutu Eropa dan NATO, usai ilmuwan Jerman menyimpulkan Novichok digunakan pada 2 September lalu.
Novichok merupakan racun saraf yang sering digunakan di era Uni Soviet. Oposisi Rusia menyebut serangan Novichok ini diperintahkan langsung oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
Kremlin membantah segala bentuk keterlibatan dalam kasus keracunan Navalny.
Navalny, yang sempat dirawat di Siberia, kini dirawat di rumah sakit Charite di Berlin, Jerman. Pekan kemarin, Navalny berhasil keluar dari kondisi koma dan bisa merespons stimulus verbal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News