Pengacara Navalny mengatakan bahwa kondisi kliennya memburuk dari hari ke hari. Pekan kemarin, Navalny telah mendeklarasikan aksi mogok makan dalam memprotes perlakuan otoritas Rusia terhadap dirinya di penjara.
Memburuknya kondisi Navalny terjadi di tengah munculnya beberapa kasus tuberkulosis (TBC) di penjara tempatnya ditahan. Navalny ditaan atas tuduhan kasus penggelapan dan pelanggaran penangguhan penahanan saat dirinya berada di luar Rusia.
Sejumlah pihak menilai penahanan Navalny bermotif politik. Selama ini, Navalny dipandang sebagai tokoh oposisi utama yang dapat menjadi penantang serius Putin.
Dalam keterangan di media sosial Instagram, Navalny mengatakan ada tiga orang di penjara yang dibawa ke rumah sakit karena kasus TBC. Tak lama setelahnya, ia mengaku mengalami batuk-batuk dengan suhu tubuh mencapai 38,1 derajat Celcius.
"Jika saya terkena TBC, maka rasa sakit di bagian punggung dan kaki saya akan teralihkan," sebut Navalny dalam nada bergurau.
Ia mengaku akan melanjutkan aksi mogok makannya yang telah dimulai pekan kemarin. Ia mengatakan aksi ini dilakukan agar pihak penjara dapat lebih memperhatikan keluhan dirinya mengenai sakit di bagian punggung dan kaki.
Surat kabar Izvestiya melaporkan bahwa Navalny telah menjalani serangkaian tes penyakit, termasuk Covid-19. Artikel menyebutkan Navalny memang mengalami panas tinggi, dan kondisinya terus diawasi tim dokter.
Namun koran tersebut membantah klaim adanya beberapa kasus TBC di penjara tempat Navalny ditahan.
Pekan kemarin, Layanan Lembaga Pemasyarakatan Rusia membantah tuduhan Navalny yang mengaku tidak diperlakukan baik selama dipenjara. "Navalny mendapat semua dukungan medis yang dibutuhkan sesuai indikasi medisnya," tutur lembaga tersebut.
Sementara itu di Moskow, Putin telah menandatangani undang-undang yang mengizinkannya untuk memimpin dua periode lagi. Padahal, kekuasaan Putin seharusnya berakhir di 2024 mendatang.
Dalam pernyataan resmi pemerintah Rusia, Putin bisa mencalonkan diri hingga masa jabatan 2036. Aturan baru ini merupakan hasil referendum pada musim panas 2020.
Baca: Sah! Putin Bisa Jadi Presiden Rusia Hingga 2036
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News