Serangan tersebut merupakan balasan Israel atas peluncuran salvo rudal Iran pada 1 Oktober lalu.
Kendati menyerukan penghentian permusuhan, AS mengaku "sepenuhnya siap" membela Israel jika Iran membalas lagi serangan Israel, menurut keterangan seorang pejabat senior Washington.
"Ini seharusnya menjadi akhir dari baku tembak langsung antara Israel dan Iran," kata pejabat itu kepada wartawan.
"Jika Iran memilih untuk membalas lagi, kami sepenuhnya siap untuk membela Israel dan mendukung Israel, dan akan ada konsekuensinya,” sambung dia, mengutip dari Anadolu Agency.
Pejabat itu menggambarkan serangan Israel terhadap fasilitas militer Iran sebagai "terarah" dan "tepat," yang dimaksudkan untuk "mencegah serangan lebih lanjut” dari Teheran.
Upaya Mediasi AS
AS mendesak semua negara berpengaruh untuk menekan Iran agar menghentikan potensi serangan balasan terhadap Israel sehingga "kita dapat bergerak melampaui siklus serangan langsung ini," kata pejabat itu.Pesan itu, menurut pejabat tersebut, dikomunikasikan kepada Iran melalui saluran "langsung" dan "tidak langsung.”
"Selama beberapa hari mendatang, kami siap untuk memimpin upaya mengamankan berakhirnya perang di Lebanon melalui perjanjian yang memungkinkan warga sipil di kedua sisi Garis Biru untuk kembali ke rumah mereka dengan aman," kata pejabat itu.
"Kami juga siap untuk memimpin upaya untuk akhirnya mencapai gencatan senjata di Gaza bersama dengan pengembalian sandera, yang harus terjadi tanpa penundaan."
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Sean Savett mengatakan kepada Anadolu bahwa AS tidak berpartisipasi dalam "operasi" terbaru Israel di Iran.
"Tujuan kami adalah mempercepat diplomasi dan meredakan ketegangan di kawasan Timur Tengah. Kami mendesak Iran untuk menghentikan serangannya terhadap Israel sehingga siklus pertempuran ini dapat berakhir tanpa eskalasi lebih lanjut," tambahnya.
Iran dan Israel Saling Serang
Militer Israel mengumumkan pada hari Sabtu bahwa mereka telah menyelesaikan serangan udara yang ditargetkan terhadap fasilitas militer Iran, sebagai tanggapan atas serangan rudal balistik skala besar Iran pada tanggal 1 Oktober terhadap Israel.Iran mengatakan bahwa mereka siap untuk membalas "agresi" Israel.
Teheran mengatakan serangan ke Israel pada 1 Oktober merupakan pembalasan atas pembunuhan mantan pemimpin politik Hamas di bulan Juli dan pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah di Beirut bulan lalu.
Hampir 200 rudal ditembakkan dalam salvo tersebut, yang menghantam beberapa lokasi di Israel, termasuk fasilitas militer, tetapi tidak mengakibatkan korban jiwa.
Baku tembak antara Tel Aviv dan Teheran meningkat tahun ini setelah Israel mengebom Kedutaan Besar Iran di Suriah pada 1 April, menewaskan sejumlah pejabat militer senior. Iran menanggapi serangan itu dua minggu kemudian dengan meluncurkan ratusan pesawat nirawak (drone) dan rudal balistik ke Israel.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News