“Indonesia mengutuk keras serangan Israel ke Lebanon yang akibatkan korban ratusan nyawa warga sipil, termasuk 50 orang anak-anak,” ujar Menlu Retno, dikutip dari keterangan Kemenlu RI, Rabu 25 September 2024.
“Serangan ini semakin mengeskalasi situasi Timur Tengah yang masih menghadapi krisis kemanusiaan dari agresi Israel di Gaza,” imbuh Menlu.
“Kekerasan dan agresi ini tidak boleh menjadi ‘a new normal’,” tegas Menlu Retno.
Lebih lanjut Menlu Retno menambahkan bahwa Dewan Keamanan PBB (DK PBB) dan masyarakat internasional harus ambil langkah tegas untuk dorong deeskalasi dan hentikan kekerasan yang terus berlanjut.
Indonesia juga mendesak penghormatan terhadap keselamatan para peacekeeper UNIFIL di Lebanon. Saat ini Indonesia memiliki 1.232 personil di UNIFIL.
Selain itu Pemerintah RI melalui KBRI Beirut juga terus memantau kondisi WNI di Lebanon dan telah menyiapkan langkah kontijensi dalam mengantisipasi kondisi gawat darurat.
Menlu menegaskan, penindasan rakyat Palestina adalah akar permasalahan konflik, dan perdamaian di Timur Tengah tidak akan pernah dicapai tanpa keadilan untuk Palestina.
Israel melakukan rangkaian serangan udara ke Lebanon sejak Senin 23 September dan mengklaim mengincar Hizbullah. Menurut Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad, korban tewas akibat serangan itu mencapai 560 jiwa, termasuk 95 perempuan dan 50 anak-anak. Sedangkan 1.835 dilaporkan terluka dalam serangan ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News