Menurut keterangan Angkatan Udara AS pada Senin kemarin, senjata bernama Air-launched Rapid Response Weapon (ARRW) itu diluncurkan dari sebuah pesawat pengebom B-52.
"Saat terlepas dari pesawat, pendorong ARRW menyala dan terbakar dalam durasi yang diharapkan, sehingga mencapai kecepatan hipersonik yang lima kali lebih cepat dari kecepatan suara," ujar Angkatan Udara AS, dikutip dari aljazeera, Selasa, 17 Mei 2022.
AS juga mengaku telah berhasil melakukan uji coba rudal hipersonik pada pertengahan Maret. Sementara aliansi AUKUS, yang meliputi AS, Inggris dan Australia, telah mengumumkan rencana untuk bersama-sama mengembangkan senjata berkecepatan tinggi.
Tidak hanya AS, beberapa negara lain juga berusaha mengembangkan senjata hipersonik. Senjata ini dikenal dengan kecepatan dan manuvernya, yang membuat jenis semacam itu sulit dilacak dan dicegat.
Rusia telah beberapa kali menembakkan rudal hipersonik ke arah Ukraina sejak invasi pada 24 Februari. Salah satu yang ditembakkan Rusia adalah rudal hipersonik Kinzhal or "Pisau" yang diluncurkan ke arah kota Odessa bulan ini.
Moskow mengklaim Kinzhal dapat meluncur 10 kali lebih cepat dari kecepatan suara. AS menyebut meski kecepatan senjata tersebut memang tinggi, namun dampaknya terhadap target tidak signifikan.
Sejumlah pejabat AS juga telah menuduh Tiongkok pernah melakukan uji coba senjata hipersonik. Namun Oktober lalu, Kementerian Luar Negeri Tiongkok membantahnya.
Baca: Rudal Nuklir Rusia Berhasil Diuji, Putin: Musuh Akan Berpikir Dua Kali
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News