Serangan terjadi di saat banyak warga Ukraina berusaha melarikan diri dari kemungkinan terjadinya serangan baru Rusia.
Dikutip dari Outlook India, Sabtu, 9 April 2022, serangkaian foto dari stasiun kereta di Kramatorsk memperlihatkan sejumlah jasad korban yang ditutupi terpal. Serpihan roket terlihat berserakan di lokasi kejadian.
Sekitar 4 ribu warga sipil berada di dalam dan sekitar stasiun Kramatorsk pada saat kejadian. Mereka mengikuti imbauan pemerintah Ukraina untuk mengungsi ke negara lain sebelum terjadinya potensi serangan baru Rusia di wilayah Donbas.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan para petinggi lainnya menuding Rusia dengan sengaja menyerang stasiun Kramatorsk walau tahu di sana ada banyak warga sipil. Rusia membantah tuduhan tersebut, dengan mengklaim bahwa pasukannya tidak pernah menggunakan jenis roket yang mengenai stasiun Kramatorsk.
"Tanpa kekuatan dan keberanian untuk menghadapi kami di medan pertempuran, (pasukan Rusia) menghancurkan populasi sipil," kata Zelensky di media sosial.
"Ini adalah kejahatan tanpa batas. Jika kejahatan ini tidak diberi hukuman, maka akan terus berjalan tanpa henti," sambungnya.
Pavlo Kyrylenko, gubernur regional Donetsk yang berlokasi di Donbas, mengatakan bahwa 50 orang tewas dalam serangan di Kramatorsk. Dari total tersebut, lima di antaranya adalah anak-anak.
"Ada banyak korban dalam kondisi serius, sebagian kehilangan tangan atau kaki," kata Wali Kota Oleksandr Goncharenko. "Walau ada 30 hingga 40 dokter beda untuk menangani korban luka, pihak rumah sakit masih kewalahan," lanjutnya.
Baca: Stasiun Kereta Ukraina Dihantam Roket, 35 Orang Dilaporkan Tewas
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News