"Guru dan staf sepakat, satu-satunya (penanggulangan penyebaran covid-19) yang bisa kami kontrol adalah kehadiran fisik. Kami siap mengajar dan mengutamakan para siswa dari jarak jauh," ujar Presiden CTU, Jesse Sharkey, dalam tayangan program Metro Siang di Metro TV, Selasa, 11 Januari 2022.
Langkah ini lantas sangat disesalkan oleh Wali Kota Chicago, Lori Lightfoot. Ia bersikeras pembelajaran tatap muka dapat dilakukan secara aman. Namun, CTU justru menyalahkan balik Pemerintah Daerah Chicago lantaran dinilai kurang sigap memberlakukan protokol kesehatan covid-19 yang ketat.
Tak hanya Lori yang naik pitam dengan kebijakan ini, para orang tua siswa pun menyesalkan hal tersebut. “Anak saya tadinya sangat senang kembali ke sekolah dan bertemu temannya. Tapi, ternyata (sekolah tatap muka) bubar setelah dua hari,” keluh Mary Bluma, warga Chicago.
Baca: Kesenjangan Pembelajaran Antara Si Kaya dan Miskin Meningkat 10%
Tarik ulur kebijakan sekolah tatap muka ini tak hanya berdampak pada siswa. Mary menilai banyak orang tua siswa yang tak memiliki keleluasaan untuk mengawasi pembelajaran virtual anaknya.
“Lantas, apa yang harus mereka (orang tua siswa) lakukan? Apakah mereka harus berhenti bekerja karena Serikat Guru menutup sekolah?” tanya Mary dengan nada getir.
Ungkapan Mary ini nyatanya bukan omong kosong belaka. Para analis menduga kebijakan pembatalan sekolah tatap muka ini ditengarai sebagai salah satu faktor kelangkaan pekerja selama tahun kedua pandemi. Banyak pekerja, khususnya perempuan, akhirnya harus tetap mengawasi sekolah anaknya dari rumah. (Nurisma Rahmatika)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
