Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP).
Presiden AS Donald Trump. (Foto: AFP).

Trump Minta DK PBB Terapkan Lagi Sanksi untuk Iran

Marcheilla Ariesta • 20 Agustus 2020 17:32
Washington: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, dia akan meminta Dewan Keamanan PBB untuk menerapkan kembali semua sanksi terkait nuklir Iran. Ini adalah upaya untuk menghentikan perjanjian nuklir 2015 dan memaksa Teheran kembali ke meja perundingan.
 
"Saya tegaskan, Iran tidak akan pernah memiliki senjata nuklir," kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, dilansir dari Bloomberg, Kamis, 20 Agustus 2020.
 
"Kita membayar mahal untuk konsep yang gagal, kebijakan yang gagal, yang tidak memungkinkan perdamaian di Timur Tengah," tutur Trump.

Langkah tersebut akan membuat pemerintah Trump berada pada jalur yang berseberangan dengan kekuatan dunia lainnya. Sementara itu, sekutu-sekutu Amerika Serikat mengatakan negara adidaya itu tidak memiliki kewenangan untuk menerapkan kembali sanksi internasional.
 
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memperkirakan akan secara resmi mengusulkan 'pengembalian' sanksi di PBB pada hari ini.
 
Setelah AS mengajukan permintaan tersebut, DK PBB memiliki waktu 30 hari untuk memberikan suara bagi resolusi yang kemudian dapat dilanjutkan dengan pencabutan sanksi Iran. Jika resolusi itu tidak diadopsi, sanksi PBB pembatasan program nuklir Iran akan dibatalkan yang secara efektif 'membunuh' kesepakatan nuklir Iran.
 
"Setiap upaya Amerika Serikat untuk memberlakukan kembali sanksi akan menjadi kontroversial, mengingat penarikan pemerintahan Trump dari kesepakatan nuklir Iran 2015. Kemungkinan akan menciptakan kebuntuan di DK PBB," kata analis Kelompok Krisis Internasional.
 
"Tujuan pemerintahannya (Trump) jelas, menghentikan kesepakatan atau mempersulit administrasi untuk bergabung kembali (dalam kesepakatan itu)," imbuhnya.
 
Kesepakatan nuklir Iran diresmikan pada 2015 lalu oleh Presiden Barack Obama. Namun, pada 2018, AS secara mengejutkan -,di bawah pemerintahan Presiden Trump,- menarik diri dari kesepakatan tersebut dan kembali menerapkan sanksi ekonomi untuk Teheran. Hal ini membuat Iran meradang.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan