Dalam panggilan telepon dari pesawat usai bertolak dari pertemuan NATO di Praha, Blinken "menekankan bahwa Hamas harus menerima kesepakatan tersebut tanpa penundaan," kata juru bicara Kemenlu AS Matthew Miller.
Blinken "menekankan bahwa proposal tersebut adalah demi kepentingan Israel dan Palestina, serta keamanan jangka panjang di kawasan," sambung Miller, melansir dari laman TRT World, Sabtu, 1 Juni 2024.
Biden sebelumnya mengumumkan proposal kejutan yang akan dimulai dengan gencatan senjata lengkap selama enam minggu dan penarikan pasukan Israel dari daerah berpenduduk di Gaza.
Hamas sebagai balasannya akan membebaskan para sandera yang masih tersisa di Jalur Gaza. Dari 252 orang yang disandera pada 7 Oktober 2023, 121 orang masih ditahan di Gaza, termasuk 37 orang yang menurut militer Israel telah tewas. Banyak dari sandera diyakini tewas dalam serangan udara Israel.
Fase selanjutnya dari proposal itu adalah menegosiasikan kesepakatan jangka panjang yang bertujuan mengakhiri perang. Biden mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah mendukung proposal tersebut.
Hamas diberitahu tentang proposal tersebut melalui Qatar, mediator utama yang menjaga hubungan dengan Palestina. Hamas dikabarkan menyambut baik proposal tersebut.
Baca juga: Umumkan Proposal Baru, Joe Biden: Sudah Saatnya Akhiri Perang di Gaza
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News