Berbicara dalam kampanye di Carolina Selatan, Trump mengatakan saat dirinya menjadi presiden, ia pernah berkata kepada para pemimpin NATO bahwa dirinya akan "mendorong (Rusia) untuk melakukan apa pun yang mereka ingin lakukan" terhadap anggota aliansi yang "menunggak" pembayaran.
"Salah satu presiden sebuah negara besar berdiri dan berkata, ‘Tuan, jika kami tidak membayar dan kami diserang oleh Rusia, akankah Anda melindungi kami?’,” kenang Trump saat kampanye.
"Saya berkata, 'Anda tidak membayar, dan itu berarti Anda negara nakal.' Tidak, saya tidak akan melindungi kamu. Faktanya, saya akan mendorong mereka (Rusia) untuk melakukan apa pun yang mereka inginkan," sambung Trump, melansir dari laman Politico pada Minggu, 11 Februari 2024.
Pernyataan tersebut tampaknya menunjukkan bahwa Trump, calon presiden terdepan dari Partai Republik, mungkin tidak mematuhi klausul pertahanan kolektif NATO bagi anggota yang belum membayar cukup iuran. Gedung Putih mengecam komentar tersebut karena dinilai membahayakan keamanan dan stabilitas.
"Mendorong terjadinya invasi terhadap sekutu terdekat kita oleh rezim pembunuh adalah hal mengerikan dan tidak tertahan – dan itu membahayakan keamanan nasional Amerika, stabilitas global, dan perekonomian kita di dalam negeri," tutur juru bicara Gedung Putih Andrew Bates dalam sebuah pernyataan.
Perang Rusia-Ukraina
Sebuah laporan Politico bulan lalu mengungkapkan bahwa Trump telah mengatakan kepada Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada 2020 bahwa AS tidak akan membela Eropa jika diserang. Trump menuduh negara-negara NATO telah menghabiskan "miliaran dolar" dolar untuk pertahanan mereka setelah ancamannya – sebuah klaim yang belum dibuktikan kebenarannya.Pernyataan Trump muncul ketika pemerintahan Presiden Joe Biden dan Partai Republik di Kongres AS masih berselisih mengenai paket bantuan militer senilai USD95,3 miliar, di mana USD60 miliar di antaranya adalah untuk Ukraina dalam pertahanan melawan invasi Rusia.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Sabtu kemarin memperingatkan tentang sikap agresif Presiden Rusia Vladimir Putin dan implikasinya terhadap benua tersebut.
"Jika Putin menang di Ukraina, tidak ada jaminan bahwa agresi Rusia tidak akan menyebar ke negara lain," sebut Stoltenberg dalam wawancara dengan surat kabar Jerman, Welt Am Sonntag.
"Kita harus mempersiapkan diri menghadapi konfrontasi yang bisa berlangsung puluhan tahun," lanjutnya.
Baca juga: NATO Siapkan Latihan Perang Melibatkan 90.000 Prajurit
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News