Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: AFP

Peringati Kemenangan atas Nazi, Putin Serukan Kemenangan di Ukraina

Fajar Nugraha • 09 Mei 2023 19:06
Moskow: Presiden Vladimir Putin pada Selasa bersumpah militer Rusia akan menang di Ukraina dan menyalahkan negara-negara Barat atas konflik tersebut. Putin pun membandingkan pertempuran tersebut dengan Perang Dunia II saat menyaksikan parade militer di Lapangan Merah.
 
Namun pidatonya yang menantang dibayangi oleh komentar pedas Yevgeny Prigozhin, kepala kelompok tentara bayaran pro-Kremlin Wagner, yang menuduh militer Rusia berulang kali gagal di Ukraina.
 
Pimpinan Uni Eropa Ursula von der Leyen sementara itu tiba di Kyiv untuk menandai perayaan perdamaian dan persatuan Hari Eropa, sebuah balasan simbolis untuk parade militer Hari Kemenangan Moskow.

Dalam pidato singkatnya, Putin juga mengatakan kepada kolom personel militer Rusia berseragam seremonial di Moskow tengah bahwa masa depan negara itu terletak pada tentara Rusia yang berperang di Ukraina.
 
"Hari ini peradaban sekali lagi berada pada titik balik yang menentukan," kata Putin berdiri bahu-membahu dengan para veteran tua dan tentara dari kampanye Rusia di Ukraina, seperti dikutip AFP, Selasa 9 Mei 2023.
 
"Perang telah dilancarkan melawan tanah air kami," katanya, seraya menambahkan bahwa "masa depan kenegaraan kami dan rakyat kami bergantung pada Anda."
 
"Untuk Rusia, untuk angkatan bersenjata kita, untuk kemenangan!” teriak Putin.
 
Namun perayaan untuk memperingati kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman 78 tahun lalu telah dibayangi oleh kemajuan militer yang lambat dan kerugian besar di Ukraina.

Tuduhan Wagner

Dalam sambutan yang dirilis bersamaan dengan pidato Putin, kepala pasukan Wagner menuduh beberapa pasukan Rusia meninggalkan posisi mereka di dekat Bakhmut, pusat gempa pertempuran di Ukraina.
 
"Mereka semua melarikan diri, memperlihatkan garis depan," kata Prigozhin, mengulangi sumpah bahwa anak buahnya akan meninggalkan Bakhmut pada 9 Mei jika militer Rusia tidak memasok lebih banyak amunisi.
 
Wagner telah memimpin serangan Rusia selama berbulan-bulan untuk Bakhmut, sebuah kota industri yang hancur di Ukraina timur, di mana pasukan Rusia tidak banyak tampil setelah serangan musim dingin.
 
"Mengapa negara tidak mampu mempertahankan negaranya?" Prigozhin mengatakan dalam sebuah video pedas, di mana dia juga menuduh petinggi militer Rusia mencoba "menipu" Putin tentang bagaimana kampanye Ukraina dipimpin.
 
Putin, yang semakin terisolasi di panggung dunia sejak meluncurkan konflik Februari lalu, tetap dikepung di Lapangan Merah oleh para pemimpin beberapa negara bekas Soviet, termasuk Armenia dan Kazakhstan.
 
Menjelang Hari Kemenangan, Rusia dilanda beberapa tindakan sabotase, termasuk ledakan yang menggelincirkan kereta api, serangan pesawat tak berawak di Kremlin, dan bom mobil yang melukai seorang penulis pro-Kremlin.
 
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa "semua tindakan yang diperlukan" diambil untuk memastikan keselamatan para pemimpin.
 
Masih lebih dari dua lusin kota membatalkan rencana untuk menggelar parade militer mereka sendiri karena masalah keamanan.
 
Sejak berkuasa pada tahun 2000, Putin telah mengobarkan semangat patriotik seputar kemenangan Soviet atas Nazi tahun 1945, meningkatkan posisinya sebagai pewaris kekuasaan Soviet.
 
Kremlin juga menggunakan memori upaya perang Soviet untuk membenarkan ofensifnya di Ukraina, mengklaim bahwa mereka melawan "fasis" yang didukung oleh Barat.
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan