Washington: Sekjen PBB Antonio Guterres menegaskan bahwa senjata nuklir adalah bahaya nyata, sejak dari awal diciptakan hingga saat ini. Senjata semacam itu berpotensi memicu konsekuensi fatal yang dapat merugikan semua pihak di level global.
"Senjata nuklir, dan ancaman penggunaannya, tidak hanya terbatas pada buku-buku sejarah. Mereka sekali lagi muncul dalam retorika sehari-hari di hubungan internasional," ujar Guterres dalam pesan peringatan 79 tahun jatuhnya bom atom di kota Hiroshima, Jepang, oleh Amerika Serikat (AS).
"Bom tersebut mewakili bahaya nyata hingga saat ini," lanjutnya, seperti dikutip dari Anadolu Agency, Rabu, 7 Agustus 2024.
Pengeboman Hiroshima pada 6 Agustus 1945 di era Perang Dunia II menewaskan sekitar 140.000 orang di tahun tersebut. Sementara bom atom yang dijatuhkan di kota Nagasaki tiga hari setelahnya menewaskan sekitar 74.000 orang.
"Pelajaran dari Hiroshima, yang pernah memandu upaya kolektif kita menuju perlucutan senjata dan perdamaian, telah dikesampingkan," kata Guterres.
Meski "beberapa orang dengan ceroboh mengayunkan pedang nuklir sekali lagi," ia menegaskan bahwa PBB berusaha menjaga agar pelajaran dari tahun 1945 tetap hidup.
Guterres mengajak dunia untuk bersama-sama mengutuk "perilaku yang tidak dapat diterima ini" dan mencari solusi baru untuk mewujudkan perlucutan senjata nuklir.
"Kami tidak akan pernah melupakan pelajaran dari 6 Agustus 1945. Tidak ada lagi Hiroshima. Tidak ada lagi Nagasaki," ungkapnya. (Shofiy Nabilah)
Baca juga: Ancaman Senjata Nuklir jadi Perhatian Menlu Retno di Pertemuan ASEAN
Cek Berita dan Artikel yang lain di