Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon di pertandingan Yonex All England 2020. Foto: AFP.
Kevin Sanjaya dan Marcus Gideon di pertandingan Yonex All England 2020. Foto: AFP.

Tiga Opsi Indonesia Terkait All England 2021

Marcheilla Ariesta • 18 Maret 2021 21:46
London: Sebanyak 20 dari 24 atlet bulu tangkis dan tim pendukung dari Indonesia diberikan surel oleh otoritas kesehatan Inggris (NHS) untuk melakukan isolasi mandiri karena diindikasikan melakukan kontak dengan penumpang positif virus korona (covid-19) di pesawat. Karena surel ini, panitia All England mengharuskan mereka mundur dengan alasan mencegah penyebaran covid-19.
 
Kabar ini tentu tidak bisa diterima dengan baik oleh para atlet Indonesia maupun pecinta bulu tangkis di Tanah Air. 
 
Pasalnya, kabar ini muncul ketika babak pertama All England sedang bergulir pada Rabu 17 Maret dan terdapat wakil Indonesia yang sudah memenangkan pertandingan. Beberapa di antaranya adalah Jonatan Christie, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan dan Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo.

Duta Besar RI untuk Inggris, Desra Percaya juga sangat kecewa dengan keputusan tersebut. Karenanya, ia berkomunikasi dengan Direktur Asia Tenggara Kementerian Luar Negeri Inggris, Sarah Cooke dan menyampaikan tiga opsi dari Indonesia terkait All England.
 
"Intinya prinsip dari Indonesia adalah tidak ada diskriminasi, tidak ada perlakuan tak adil, dan ada transparansi. Artinya, opsi pertama yang paling mungkin dilakukan adalah memberikan kesempatan untuk dilakukan tes PCR kepada atlet Indonesia dan tim pendukung pada hari ini, secepatnya dengan hasil yang segera," kata Desra dalam jumpa pers virtual, Kamis, 18 Maret 2021.
 
Baca juga: Dubes Desra: Jangan Sampai Kasus All England Jadi Hambatan Bilateral RI-Inggris
 
Opsi kedua, kata Desra, yakni menghentikan sementara semua pertandingan untuk memberikan isolasi mandiri. Pasalnya, imbuh dia, para atlet Indonesia telah melakukan interaksi dengan banyak orang dari berbagai negara.
 
"Tentunya perlu dipertimbangkan juga agar All England ini dihentikan sementara atau di-suspend," ucapnya.
 
Hal ini tentunya dapat memberikan perlakukan yang sama kepada seluruh peserta All England 2021. Setelah isolasi mandiri selama 10 hari, baru dimulai kembali pertandingannya.
 
Opsi ketiga yang disampaikan Desra, yakni menghentikan secara total pertandingan All England 2021. Hal ini dapat dilakukan jika angka positif covid-19 dari atlet dan pendukungnya sudah masif.
 
"Toh tidak ada urgensinya juga, mengingat kepentingan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan seluruh atlet, termasuk dari Indonesia," terang dia.
 
Dalam kesempatan tersebut, Desra menuturkan akan melakukan telepon dengan Presiden Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) Poul-Erik Hoyer Larsen. Nantinya, kata Desra, ia akan menekankan pesan yang sangat keras dari Indonesia kepada pihak Inggris.
 
"Saya katakan, badminton ini memang asalnya dari Inggris, tapi jangan lupa ratusan juta penggemar (berasal) dari Indonesia," tutur Desra.
 
"Saya tidak mau isu ini menjadi hambatan hubungan bilateral yang lebih baik antara Indonesia dan Inggris," katanya.
 
Ia juga sudah melayangkan surat kepada Presiden BWF, yang juga ditujukan kepada Chief Executive of Badminton England. Menurutnya, surat tersebut menyatakan kekecewaan mendalam atas penarikan tim Indonesia dalam turnamen All England.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FJR)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan