Turki merupakan satu dari sejumlah negara mayoritas Muslim yang mengecam kartun tersebut serta sikap dari Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Penembakan di Lyon diyakini masih terkait dengan kontroversi kartun Nabi Muhammad.
Baca: Pendeta Ortodoks Terluka Parah dalam Penembakan di Prancis
"Kami mengecam keras penembakan, yang kali ini menimpa seorang pendeta Ortodoks di Lyon, Prancis," ujar pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Turki.
"Diharapkan pendeta tersebut, yang terluka serius dalam serangan, dapat sembuh sesegera mungkin. Kami juga berharap serangan seperti itu segera berakhir," sambungnya, dilansir dari laman Anadolu Agency pada Minggu, 1 November 2020.
Turki menyebut negaranya telah memerangi segala bentuk terorisme selama bertahun-tahun. Karenanya, Turki mengekspresikan solidaritas kepada Prancis dalam memerangi terorisme.
"Simpati kami sampaikan kepada masyarakat Prancis dan komunitas Ortodoks di negara tersebut," sebut Kemenlu Turki.
Seorang pendeta kristen Ortodoks terluka parah dalam penembakan di kota Lyon, Prancis pada Sabtu petang. Pelaku yang menggunakan senjata jenis sawn-off shotgun melarikan diri usai beraksi.
Korban, pendeta berusia 52 tahun dengan kewarganegaraan Yunani, ditembak saat sedang menutup gerejanya pada petang hari. Ia mengalami luka serius di bagian perut dan saat ini masih dirawat di rumah sakit.
Menurut beberapa sumber, pendeta Ortodoks di Lyon terkena tembakan di bagian liver dalam jarak dekat. Polisi tidak menemukan senjata di lokasi kejadian, namun dikabarkan telah berhasil menangkap seorang tersangka.
Serangan terjadi saat Prancis bersiaga penuh atas pembunuhan tiga orang di dalam sebuah gereja di kota Nice dan usai pemenggalan terhadap seorang guru bernama Samuel Paty di luar Paris terkait kontroversi kartun Nabi Muhammad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News