"(Yang dilakukan Hodgkins) itu bukan sebuah protes, tapi serangan terhadap demokrasi," ucap Moss, dilansir dari TVNZ, Selasa, 20 Juli 2021.
"Aksi mereka meninggalkan noda yang akan terus ada pada sejarah negara ini," imbuhnya.
Moss mengakui hukuman Hodgkins dapat menjadi patokan untuk kasus-kasus serupa di masa depan. Ia memutuskan hukuman yang tepat menjadi lebih menantang karena kasusnya unik dan pengadilan tidak dapat melihat hukuman sebelumnya sebagai panduan.
Lebih dari 500 orang telah didakwa sejauh ini karena partisipasi mereka dalam serangan yang dilakukan oleh pendukung Donald Trump. Banyak orang seperti Hodgkins dituduh melakukan kejahatan serius, namun tidak didakwa karena peran dalam konspirasi tersebut tidak terlalu besar.
Para pelaku penyerangan harus memutuskan apakah akan mengaku bersalah atau menghadapi pengadilan. Sementara itu dalam persidangan, Moss menyela pengacara Hodgkins, Patrick Leduc untuk menanyakan apakah mengabulkan permintaan pembelaan untuk membebaskannya dari penjara.
"Jika kita membiarkan orang menyerbu Gedung Kongres Amerika Serikat, apa yang kita lakukan untuk melestarikan demokrasi kita?" tanya Moss.
Namun, menurut Moss, Hodgkins pantas mendapatkan hukuman yang lebih rendah daripada yang diminta jaksa yaitu 18 bulan penjara. Moss mempertimbangkan Hodgkins tidak menyerang siapapun, merusak properti pemerintah, dan tidak termasuk di antara penyerang utama.
Pria itu juga sudah meminta maaf kepada pengadilan dan mengatakan merasa malu. Berbicara dengan tenang sambil membaca teks yang sudah disiapkan, ia menggambarkan terperangkap dalam euforia saat ikut berjalan menyusuri Washington dan mengikuti kerumunan ratusan orang ke Capitol.
"Jika saya tahu protes akan meningkat seperti itu, saya tidak akan pernah pergi lebih jauh dari trotoar Pennsylvania Avenue. Ini adalah keputusan bodoh yang saya ambil," ucapnya.
Hodgkins mengaku bersalah bulan lalu karena menghalangi proses resmi pengesahan presiden dengan berpartisipasi dalam serangan. Akibat insiden tersebut, lima orang tewas termasuk seorang polisi dan perusuh yang ditembak polisi saat Kongres akan mengesahkan kemenangan Joe Biden dalam Pilpres AS itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News